Wednesday, April 29, 2015

Mom or Columbia??

Seminggu berlalu setelah ujian masuk universitas, aku hanya berharap bisa kuliah, tapi tidak begitu mengharapkan lulus di universitas terbaik di kotaku ini. Tetapi menunggu pengumuman kelulusan itu membuatku merasa bosan, aku tidak sabar dengan hasil kerja kerasku selama ini. Tetapi sebenarnya masih ragu dengan universitas yang aku masuki, karena menurutku terlalu banyak yang mendaftar dengan jurusan yang sama denganku.
Hari ini entah kenapa aku kembali mereview semua kejadian dan aktivitas yang pernah aku lakukan di sekolahku dulu. Aku masih ingat, aku dan temanku pernah menulis keinginan-keinginan setelah lulus SMA, ya tepatnya di dinding belakang kelas. Saat itu aku hanya menulis dua kata.  Aku juga masih ingat aku dan temanku juga pernah mendaftar “Student Exchange”, dan orang tuaku sama sekali tak mengetahuinya, tapi sayang sekali untuk tes kedua aku tidak lulus.  Tiba-tiba lamunanku buyar dengan kedatangan papa.
“Setiap hari kamu hanya menuggu email masuk, apa  email yang kamu tunggu sangat penting?”
“tidak” jawabku.
Tiba-tiba suara pecahan kaca terdengar dari kamar mama, aku segera kesana, sekilas aku mendengar papa berkata “sudah kukatakan tak akan berhasil walaupun dia tetap disini”. Aku melihat pecahan cermin di lantai dan tangan mama yang berdarah.
 aku menuju keluar rumah dan duduk di teras rumah sambil menghirup udara segar malam itu. Pikiranku bertambah kacau, karena kondisi mama yang tidak membaik.  Mama mengidap penyakit psikologis yang sangat sulit untuk di diagnosa. Sejak aku SMP aku sering menemani mama untuk terapi, tetapi terapi tersebut tidak membawa keberhasilan, dan mama sempat dirawat di rumah sakit. Aku hanya berfikir kalau aku kuliah di tempat yang jauh siapa yang akan menjaga mama.
Beberapa menit kemudian, papa menghampiriku sambil membawa tab milikku.
“apakah kamu akan memberitahuku, kamu mendaftarkan diri dimana?”
“aku tidak ingin mama tau” jawabku
Aku sangat mencemaskan kondisi mama, apalagi mama tak ingin aku meninggalkannya. Kalau dia mengetahui aku mendaftar di Universitas yang sudah lama aku inginkan, pasti kondisinya akan memburuk lagi, aku menjadi kebingungan antara harus memilih menjaga mama dan kuliah di kota ini atau mengambil kesempatan di universitas yang aku inginkan jika aku lulus.
“dia akan baik-baik saja”jawab papa meyakinkanku, dan memberikan tab milikku dan menyuruhku membuka email masuk.
Aku segera membuka dan membaca email itu, aku tersenyum. “aku lulus” ucapku “di Columbia University”.
“kamu lulus di universitas Columbia?!”
“ya, aku lulus “ jawabku bersemangat
Malam itu aku segera membereskan barang-barangku dan membeli tiket pesawat secara online.
Perjalananku yang jauh dan memakan waktu yang banyak membuatku lelah, tetapi itu semua hilang ketika aku sampai di tujuan, aku segera mengurus semua hal yang berhubungan dengan kampus. Di kampus ini di sediakan asrama, aku masih ingat ketika mendaftar aku memilih untuk tinggal di asrama, karena menurutku akan lebih baik di asrama sehingga aku bisa fokus terhadap kuliahku. Dan  di asrama aku memiliki teman sekamar, aku berharap bisa menjadi teman baikku nantinya.
Hari pertama kuliah, pihak kampus mengajak mahasiswa baru untuk berkeliling dan memperkenalkan area-area di kampus. Pihak kampus memperkenalkan perpustakaan mereka kepada mahasiswa baru, perpustakaan ini sangat terkenal karena memiliki koleksi buku yang sangat lengkap.
Ketika awal perkuliahan, papa mengabariku kalau mama harus di bawa kembali ke rumah sakit untuk di rawat. Aku sangat kecewa dengan keputusan papa, aku tidak pernah ingin mama untuk di rawat di sana karena dia akan merasa sangat kesepian. Tapi papa meyakinkanku kalau dia akan sering mengunjungi mama.  Sempat terpikir olehku untuk kembali kerumah dan membuang keinginanku kuliah di universitas ini, tetapi papa kembali meyakinkanku dan menenagkanku, dia berjanji akan merawat mama.

1 tahun kemudian
Sudah setahun berlalu, 2 semester aku lewati, indeks prestasi akademikku meningkat tiap semesternya. Kerja kerasku untuk kuliah di Universitas ini tidak sia-sia. Aku sangat senang , akhirnya aku bisa kuliah di universitas yang sangat aku inginkan , walaupun harus mengorbankan hal-hal penting, yaitu meninggalkan mama dalam kondisinya yang kurang baik. Dan setahun belakangan ini aku juga mendengar kondisi mama semakin membaik.hal tersebut tentunya membuatku cukup tenang.

2 comments:

  1. I'm a Marketing Manager, I write a content and interesting content at Writers Per Hour. On my humble opinion sharing a useful information is quite important. As a research shows - there are a lot of Students who is needed in a quality and useful tips for writing in different cases.

    ReplyDelete
    Replies
    1. sorry for late reply, thanks for your information Mr. Blanc, its so useful.

      Delete