Tuesday, December 30, 2014

Manfaat Smoothies

Bukan sekadar tren, minuman satu ini juga punya banyak manfaat kesehatan termasuk untuk menjaga ukuran berat badan.

Kurangi Berat Badan
Rahasia untuk menurunkan berat badan ada pada asupan protein untuk membentuk jaringan otot. Jadi dengan mengonsumsi smoothies yang telah dicampurkan plain yogurt atau susu rendah lemak akan membantu Anda untuk memenuhi kebutuhan protein tersebut. Plus, membuat Anda kenyang lebih lama.

Memberikan Asupan Energi dan Menstabilkan Gula di Dalam Darah.
Kandungan serat dalam buah dalam gelas smoothies Anda dapat membantu menyeimbangkan jumlah gula dan kalori di dalam tubuh. Sehingga lebih perlahan diserap tubuh dan menyediakan energi selama beberapa waktu yang cukup lama.

Pencernaan Makin Baik
Asupan serat dari buah dan sayuran dalam smoothies menjadi salah satu faktor kunci untuk meningkatkan kemampuan tubuh untuk menghilangkan kotoran secara teratur.

Makanan Pengganti
Yes dear, Anda tak salah membaca subjudul Cosmo ini! Awalnya smoothies memang sebagai minuman, tapi saat Anda menambahkan bahan mengandung protein dan beberapa biji-bijian seperti biji rami dan biji bunga matahari, ini akan jadi pilihan asupan bergizi tinggi. Hasil akhirnya ini bukan hanya sekadar minuman, tapi menenjadi makanan pengganti.

Pengaruh Kelompok Terhadap Perilaku Konsumen

  Upaya memperkenalkan produk suatu perusahaan kepada masyarakat sudah tentu dilakukan melalui pemasaran. Tujuan pemasaran suatu perusahaan, yaitu memenuhi dan melayani kebutuhan serta keinginan konsumen sasaran. Tetapi untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen tidaklah mudah. Para pelanggan mungkin saja menyatakan kebutuhan dan keinginan mereka sedemikian rupa tetapi justru bertindak yang sebaliknya. Mereka mungkin tidak memahami motivasi mereka yang lebih mendalam. Sehingga para pemasar harus mempelajari keinginan, persepsi, dan perilaku belanja pelanggan sasaran mereka.
            Pada masa yang lalu, para pemasar dapat memahami para konsumen melalui pengalaman penjualan sehari-hari mereka, tetapi pertumbuha perusahaan dan pasar telah menjauhkan banyak manajer pemasaran dari kontak langsung dengan para pelanggan. Faktor-faktor yang mempengaruhin perilaku pembeli antara lain faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis.
            Faktor-faktor sosial yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang konsumen, seperti kelpmpok, keluarga, peran, dan status. Banyak kelompok yang mempengaruhi seseorang. Sehingga para pemasar pun perlu mempelajari dinamika kelpmpok yang terjadi pada konsumen untuk memasarkan produknya secara maksimal.
A.      Pengertian Kelompok
Agar memberi pengertian yang jelas tentang kelompok, berikut ini diawali dengan proses pertumbuhan kelompok itu sendiri.
Individu sebagai makhluk hidup mempunyai kebutuhan yang menurut A. Maslow  dikenal sebagai:
-          Kebutuhan fisik
-          Kebutuhan rasa aman
-          Kebutuhan kasih sayang
-          Kebutuhan prestasi dan prestise, serta
-          Kebutuhan untuk melaksanakan sendiri.
Di lain pihak, individu memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan tersebut di atas, namun potensi yang ada pada individu yang bersangkutan terbatas sehingga individu harus meminta bantuan kepada individu lain yang sama-sama hidup satu kelompok.
Dalam keadaan seperti itu, individu berusaha mengatasi kesulitan yang ada pada dirinya melalui prinsip escapism, artinya salah satu bentuk pelarian diri dengan mengorbankan pribadinya dan mempercayakan pada orang lain yang menurut pendapatnya memiliki sesuatu yang tidak ada pada dirinya. Bentuk penyerahan diri seperti ini mengakibatkan timbulnya perasaan perlunya kemesraan di dalam kehidupan bersama. artinya, individu tidak dapat hidup tanpa kerja sama dengan individu lain.
Bentuk kelompok seperti keluarga, regu kerja, atau regu belajar merupakan contoh konkret dan kelompok-kelompok tersebut saat ini mendapat tempat yang baik di dalam masyarakat yang semakin kompleks.
Dengan keadaan seperti di atas, beberapa ahli mencoba memberi pengertian apa yang disebut kelompok.
-            W.H,Y Sprott memberikan pengertian kelompok sebagai beberapa orang yang bergaul satu dengan yang lain.
H. Smith menguraikan: “kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu, yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan atas dasar kesatuan persepsi.”
B.      Pengertian Dinamika Kelompok
Dinamika berarti tingkah laku warga yang satu secara langsung mempengaruhi warga yang lain secara timbal balik. Jadi, dinamika berarti adanya interaksi dan interdepedensi antara anggota kelompok yang satu dengan anggota kelompok yang lain secara timbal balik dan anggota kelompak dengan kelompok secara keseluruhan
Keadaan ini dapat terjadi karena selama ada kelompok, semangat kelompok (group spirit) terus-menerus berada dalam kelompok itu. Oleh karena itu, kelompok bersifat dinamis, artinya setiap saat kelompok yang bersangkutan dapat berubah.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dinamika kelompok berarti suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas antara anggota yang satu dengan yang lain.dengan kata lain, antaranggota kelompok mempunyai hubungan psikologis yang berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama-sama
C.      Klasifikasi Kelompok
Kelompok dapat diklasifikasikan menjadi empat dikotomi
Kelompok Primer versus Kelompok Sekunder
Kelompok primer adalah kelompok sosial dimana hubungan antar anggotanya bersifat pribadi dan berlangsung lama. Anggota-anggota kelompok itu terikat oleh kesetiaan yang kuat, dan biasanya mereka melakukan kegiatan bersama, menghabiskan waktu bersama dan merasa bahwa mereka saling mengenal satu sama lain dengan baik.
Kelompok sekunder merupakan kelompok social yang besar dan tidak bersifat pribadi, berdasarkan atas kesukaan dan kegiatan yang sama. Hubungan kerap kali berlangsung singkat.
Kelompok Formal versus Kelompok Informal
Kelompok formal terdiri dari anggota-anggota kelompok yang berinteraksi menurut struktur yang baku. Kelompok informal terbentuk karena anggota-anggotanya mempunyai tujuan, pengalaman, kesukaan dan kegiatan yang sama. Dalam kelompok informal tidakada struktur maupun pembagian wewenang dan kekuasaan yang baku.
Kelompok Besar versus Kelompok Kecil
Kelompok social yang besar dengan sendirinya akan memberlakukan aturan yang harus diikuti untuk menjaga kestabilan kelompok itu. Dalam kelompok besar interaksi antar anggotanya tidak seerat kelomok kecil, diman boleh dikatakan bahwa anggota kelompok kecil mengenal anggota yang lain, lebih baik daripada para anggotakelompok yang lebih besar.
Kelompok yang Mensyaratkan Keanggotaan versus Kelompok Simbolik
Seseorang  harus memenuhi syarat-syarat tertentu untuk menjadi anggota dalam kelompok yang pertama. Keanggotaan dalam kelompok ini mengakibatkan seseorang menyerap nilai-nilai kelompok, mengembangkan sikap-sikap tertentu dan juga berperilaku sesuai dengan nilai-nilai dan sikap itu. Kelompok simbolis tidak mensyaratkan seseorag untuk menjadi anggota, walaupun orang itu bisa saja menyerap nilai-nilai, dan sikap-sikap tertentu, bahkan berperilaku sesuai dengan kelompok simbolis tersebut. Kelompok simbolis bersifat tidak nyata.
D.      Persoalan dalam Dinamika Kelompok
Ruth Benediet menjelaskan bahwa persoalan yang ada dalam dinamika kelompok dapat diuraikan sebagai berikut:

  • Kohesi/persatuan : Dalam persoalan kohesi akan dilihat tingkah laku anggota dalam kelompok, seperti proses pengelompokan, intensitas anggota, arah pilihan, nilai kelompok dan sebagainya.
  • Motif/dorongan :Persoalan motif ini berkisar pada interes anggota terhadap kehidupan kelompok, seperti kesatuan berkelompok, tujuan bersama, orientasi diri terhadap kelompok, dan sebagainya.
  • Struktur : Persoalan ini terlihat pada bentuk pengelompokan, bentuk hubungan, perbedaan kedudukan antaranggota, pembagian tugas, dan sebagainya.
  • Pimpinan : Persoalan pimpinan tidak kalah pentingnyapada kehidupan berkelompok, hal ini terlihat pada bentuk-bentuk kepemimpinan, tugas pimpinan, sistem kepemimpinan dan sebagainya.
  • Perkembangan kelompok : Persoalan perkembangan kelompok dapat pula menentukan kehidupan kelompok selanjutnya, dan ini terlihat pada perubahan dalam kelompok, senangnya anggota tetap berada dalam kelompok, perpecahan kelompok, dam sebagainya.
E.     Pendekatan-Pendekatan Dinamika Kelompok
Ada beberapa pandangan para ahli tentang pendekatan dinamika kelompok, antara lain:

  1. Pendekatan oleh Bales dan Homans
Pendekatan ini mendasar pada kosep adanya aksi, interaksi dan situasi yang ada dalam suatu kelompok.
Selanjutnya Homans menambahkan, dengan adanya interaksi dalam kelompok maka kelompok yang bersangkutan merupakan sistem interdepedensi, dengan adanya sifat:

  • Adanya stratifikasi kedudukan warga
  •  Adanya diferensiasi dalam hubungan dan pengaruh antara anggota kelompok yang satu dengan yang lain.
  • Adanya perkembangan pada sistem intern kelompok yang diakibatkan adanya pengaruh faktor-faktor dari luar kelompok.

    2.       Pendekatan oleh Stogdiil
Pendekatan ini lebih menekankan pada sifat-sifat kepemimpinan dalam bentuk organisasi formal.
Selanjutnya Stofdill menambahkan bahwa yang dimaksud kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang terorganisir sebagai usaha untuk mencapai tujuan kelompok. Sedangkan yang dimaksud kelompok yang terorganisir ialah suatu kelompok yang tiap-tiap anggotanya mendapat tanggungan dalam hubungannnya dengan pembagian tugas untuk mencapai kerja sama dengan kelompok.
    3.       Pendekatan dari ahli psycho analysis oleh Sigmund Freud dan Scheidlinger
Scheidlinger berpendapat bahwa aspek-aspek motif dan emosional sangat memegang peranan penting dalam kehidupan kelompok. Beliau mengungkapkan betapa kelompok akan dapat berentuk apabila didasarkan pada kesamaan motif antaranggota kelompok. Demikian pula emosional yang sama akan menjadi tenaga pemersatu dalam kelompok sehingga kelompok tersebut semakin kukuh.  Sementara itu, Sigmund Freud berpendapat bahwa di dalam setiap kelompok perlu adanya cohesiveness/kesatuan kelompok, agar kelompok tersebut dapat bertahan lama dan berkembang.
Beliau mengungkapkan pula kesatuan kelompok hanya dapat diwujudkan apabila tiap-tiap anggota kelompok  melaksanakan identifikasi bersama antara anggota satu dengan anggota yang lain.
    4.       Pendekatan dari Yennings dan Moreno
Pendekatan ini sebenarnya menggunakan konsepsi dari metode sosiometri, yang sangat cocok diterapkan dalam kelompok.
Yennings mengemukakan konsepsinya tentang pilihan bebas, spontan dan efektif dari anggota kelompok yang satu dengan anggota kelompok yang lain dalam rangka pembentukan ikatan kelompok.
Moreno dengan sosiometrinya berhasil membedakan psikhe group dan socio group.

  • psikhe group artinya suatu kelompok yang terbentuk atas dasar suka/tidak suka, simpai, atau antipati antaranggota.
  • Socio group artinya suatu kelompok yang terbentuk atas dasar tekanan dari luar.
Dalam hubungannya dengan psikhe group dan socio group, Yennings menambahkan bahwa pelaksanaan tugas akan lebih lancar apabila pembentukan socio group disesuaikan dengan psikhe group, dengan memperhatikan faktor-faktor efisiensi kerja dan kepemimpinan dalam kelompok.
F.      Kelompok yang Dekat dengan Pemasaran
Kelompok-kelompok yang dekat dalam kehidupan seseorang sebagai konsumen, antara lain :
Keluarga dan Sanak Keluarga
Keluarga dan sanak keluarga, terutama dalam budaya yang cenderung kolektif (bukan individualis) sangat menentukan perilaku, pilihan produk dan aktivitas pembelian. Dari keluarganyalah konsumen belajar dan bersosialisasa untuk menjadi konsumen kelak di kemudian hari.
Teman
Dalam berteman orang memiliki suatu bentuk komitmen yang sama-sama dimengerti oleh orang-orang dalam kelompok teman tersebut. Komitmen itu bisa juga terjadi atas dasar kesamaan dalam beberapa hal, seperti minat, tujuan, kebutuhan dan lain sebagainya. Karena komitmen itulah maka orang selalu berusaha untuk berlangganan di kafe tertentu, misalnya. Demikian pula dengan pilihan produk-produk yang lain.
Kelompok Sosial Formal
Kelompok ini terjadi karena terciptanya struktur di dunia kerja atau organisasi lain. Mereka yang tergabung dalam rotary club memahami perilaku yang bisa diterima dalam kelompok ini, sehingga perilaku belinya pun sedikit banyak terpengaruh oleh norma kelompok.
Kelompok Belanja
Dua orang atau lebih yang berbelanja bersama-sama –apakah untuk makan, membeli pakaian, atau hanya untuk melewatka waktu- dapat disebut kelompok belanja. Bila mereka masuk ke toko, mereka memilih secara detail, mencoba dengan cermat produk yang mereka sukai, walaupun semua itu dilakukan hanya untuk sepotong kaos. Tapi bila mereka yang datang ke toko itu sendirian, maka akan langsung menuju ke tempat produk yangdiinginkan, memilih, mencoba dan membeli, tanpa berkeliling, cuci mata, dan mencoba yang ini yang itu. Jadi, kelompok belanja berpengaruh pada perilaku beli konsumen.
Kelompok Kegiatan Konsumen
Kelompok kegiatan konsumen seringkali merupakan kekuatan kritis untuk perusahaan dan lembaga pemerinthan terkait. Mereka menyuarakan keluhan konsumen atau akibat buruk yang menimpa konsumen setelah mengkonsumsi produk. Jadi, kelompok kegiatan konsumen mempengaruhi konsumen untuk mengkonsumsi atau menolak produk.
Kelompok Kerja
Sejumlah waktu orang habiskan di tempat kerja –lebih dari tiga puluh lima jam per minggu- Ini memberikan kesempatan yang luas bagi kelompok kerja untuk melayani sebagai pengaruh besar terhadap perilaku konsumsi anggota. Kelompok kerja menentukan juga pilihan produk. Itulah sebabnya mengapa Nescafe membuat setting iklannya ditempat kerja, dimana orang yang tidak mengkonsumsi Nescafe menjadi korban cemooh dari para rekan sekerjanya.
G.    Kelompok Acuan
Kelompok rujukan/acuan (reference group) adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standar) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap. Grup referensi melibatkan satu atau lebih orang yang dijadikan sebagai dasar pembanding atau titik referensi dalam membentuk tanggapan afeksi dan kognisi serta meyatakan perilaku seseorang. Grup referensi ukurannya beragam (dari satu hingga ratusan orang), dapat memiliki bentuk nyata (orang sebenarnya), atau tak nyata dan simbolik ( eksekutif yang berhasil atau bintang olahraga). Grup referensi seseorang dapat berasal dari kelas sosial, subbudaya, atau bahkan budaya yang sama atau berbeda
            Jenis grup referensi itu tediri dari:
  1. Contactual Group adalah kelompok yang mensyaratkan keanggotaan  dan merupakan kelompok di mana konsumen terus beraktivitas bersama dengan para anggota kelompok yang lain.
  2.  Disclaimant group adalah kelompok yang menolak satu ide maupun produk , seperti misalnya yayasan kanker yang menolakkonsumsi rokok dan mempengaruhi anggota masyarakat umumuntuk tidak mengkonsumsi rokok.p suatu produk.
  3. Aspirational group adalah kelompok tanpa keanggotaanyang mempengaruhi konsumen untuk bersifat positif terhadap satu produk. Misalnya, model iklan yang mempengaruhi konsumen untuk membeli.
  4. Avoidance group adalah kelompok tanpa keanggotaan yang dengan sengaja menghindar dari produk. Misalnya, vetsin diberitakan merusak kesehatan dan menyebabkan kanker, oleh karena itu para ibu rumah tangga menghindari pemakaian vetsin.
H.    Faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Pengaruh Kelompok Acuan
Besar kecilnya pengaruh yang diberikan oleh kelompok acuan terhadap perilaku individu biasanya tergantung dari sifat-sifat dasar individu, produk yang ditawarkan, juga pada faktor-faktor sosial yang spesifik.                                 

  • Informasi tentang produk dan pengalaman menggunakan produk tersebut
Seseorang yang telah pengalaman langsung dengan produk atau jasa, memperoleh informasi lengkap tentang hal itu, mungkin dipengaruhi oleh saran atau contoh orang lain. Dalam iklan hampir selalu ditampilkan bahwa si sumber komunikasi, yang adalah kelompok acuan, memang sudah pernah menggunakan/mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan dan mereka puas.

  • Kredibilitas, daya tarik, dan kekuatan kelompok acuan.
 Sebuah kelompok acuan yang dianggap kredibel, menarik, atau kuat dapat menginduksi sikap konsumen dan perubahan perilaku. Sebagai contoh, ketika konsumen memperhatikan dengan memperoleh informasi yang akurat tentang kinerja atau kualitas suatu produk atau jasa, mereka akan dipengaruhi oleh orang-orang yang mereka anggap sebagai orang yang terpercaya dan berpengetahuan.

  • Sifat produk yang menonjol secara visual atau verbal.
Produk yang menonjol secara visual maupun verbal adalah produk-produk yang dikonsumsi di depan umum dan juga produk yang ekslusif seperti barang-barang mewah.

  • Dampak kelompok acuan terhadap produk dan pilihan merek, terutama yang meyangkut reward power dan social power
Di beberapa kasus, untuk beberapa produk, kelompok acuan mungkin kelompok acuan dapat mempengaruhi kategori produk baik seseorang dan pilihan merek (atau tipe). Seperti produk yang disebut produk plus, merek barang plus. Di kasus yang lain, kelompok acuan mempengaruhi hanya produk kategori keputusan.

  • Besar kecilnya risiko yang dipersepsi konsumen bila dia menggunakan produk tersebut. Semakin besar resiko yang dipersepsi, semakin besar pengaruhkelompok acuan yang sengaja dicari. Orang yang ingin membeli mobil akan bertanya dan terus mencari informasi karena dia mempersepsi risiko yang tinggi (harga mahal dan dia bukan ahli mesin).
I.       Penerapan Konsep Kelompok Acuan Pada Promosi
      Ada tiga jenis daya tarik utama kelompok acuan yang biasa digunakan dalam kiat-kiat pemasaran :
  1. Selebritis : pada umumnya orang terpesona melihat orang kaya, sukses terkenal, dan mereka bisa terkenal karena cantik/ganteng dan mempunyai keahlian tertentu. Mereka mempengaruhi pengagumnya dalam hal cara berpikir, apa yang dibeli, digunakan, ditonton, dimaka, diminum, didengarkan, dan dalam kegiatan dimana mereka terlibat.
  2. Ahli atau pemimpin pendapat : mereka adalah orang-orang yang pendapatnya mengenai suatu produk tertentu dituruti oelh orang-orang yang kurang tahu tentang produk tersebut.
  3. Orang biasa : konsumen yang berpengalaman menggunakan produk, seperti disebutkan sebelumnya, akan dituruti pendapatnya oleh calon konsumen. Konsumen juga lebih mudah untuk mengidentifikasikan dirinya terhadap orang biasa yang digunakan di iklan. Rinso menggunakn kiat ini dalam mempromosikan produknya.

“Infused Water” Cara Segar Meminum Air Putih

Trend gaya hidup sehat terus berkembang dan mempengaruhi cara orang mengkonsumi makanan serta minuman sehari-hari. Tak hanya memunculkan banyak jenis makanan atau minuman, gaya hidup sehat juga menyentuh cara pengolahan dan penyajiannya. Tak sekadar memperhatikan pemilihan dan pengolahan makanan serta minuman, bukan hanya mengutamakan manfaat kesehatan, trend gaya hidup sehat juga merambah faktor “penampilan” dari sebuah makanan atau minuman.
Salah satu trend gaya hidup sehat yang sedang digemari banyak orang saat ini adalah “Infused Water”. Infused water adalah air putih yang ke dalamnya ditambahkan rasa dan aroma buah-buahan segar dengan cara perendaman dan pendiaman secara bersama-sama dalam waktu tertentu. Proses perendaman dan pendiaman yang dilakukan pada suhu rendah menghasilkanInfused Water lebih segar dibandingkan air putih biasa.
Membuat infused water tidaklah sulit. Kita bisa menyiapkannya sendiri di rumah atau di kantor dari satu atau beberapa jenis buah-buahan yang tersedia. Hanya saja buah-buahan yang bercita rasa masam dan manis banyak dipilih karena menghasilkan aroma dan rasa yang lebih menyegarkan. Buah-buahan seperti lemon, jeruk, mentimun, anggur, belimbing, strawberry bisa dipilih untuk membuat infused water. Sebaliknya buah-buahan berdaging lunak seperti pepaya, pisang dan semangka tidak dianjurkan untuk digunakan. Bukan karena kandungan gizinya namun tekstur buah-buahan tersebut mudah hancur jika direndam dalam air dalam waktu yang lama. Buah apel juga kurang baik digunakan untuk membuat infused water karenda daging buahnya akan cepat teroksidasi setelah diiris.
Infused water bisa dibuat dari satu jenis atau beberapa jenis buah-buahan. Yang harus dilakukan pertama adalah mencuci buah-buahan hingga bersih lalu memotongnya dalam ukuran yang tidak terlalu kecil. Satu buah anggur atau strawberry bisa dipotong menjadi 2 bagian. Mentimun diiris melintang, sementara lemon atau jeruk bisa dikupas satu persatu atau diiris bulat melintang. Buah-buahan yang biasa dikonsumsi bersama kulitnya seperti anggur dan strawberry tidak harus dikupas terlebih dahulu.
Selanjutnya potongan buah-buahan tersebut segera dimasukkan ke dalam gelas atau wadah kaca yang sebelumnya sudah diisi dengan air putih atau air mineral. Jika buah-buahan yang digunakan dominan bercita rasa masam, kita bisa menambahkan gula pasir yang sudah dicairkan. Tutup wadah kaca dan masukkan ke dalam kulkas selama 5-6 jam.
Selama perendaman dan pendiaman di dalam kulkas akan terjadi aliran senyawa metabolit dari buah-buahan ke dalam air hingga bercampur menghasilkan rasa dan aroma buah. Rasa dan aroma tersebut tidaklah terlalu kuat karena ekstraksi sari buah yang dilakukan menggunakan air tidak menarik banyak senyawa dari dalam buah dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu potongan buah-buahan yang digunakan sebaiknya berjumlah banyak agar intensitas rasa dan aroma yang dihasilkan cukup. Namun perpindahan senyawa dari dalam buah secara perlahan tersebut memang sesuatu yang diharapkan dari infused water supaya bisa “diisi ulang”.
Setelah 5-6 jam Infused Water bisa dikeluarkan dari kulkas dan siap untuk diminum. Untuk mendapatkan sensasi kesegaran dan rasa buahnya yang nikmat, infused water sebaiknya diminum dengan segera. Jika air yang digunakan cukup banyak kita bisa memindahkannya sebagian ke dalam gelas.
Asyiknya meminum Infused Water adalah bisa diisi ulang dengan menambahkan lagi air putih ke dalam potongan buah lalu disimpan kembali di dalam kulkas. Dengan demikian Infused water berikutnya bisa kita minum kemudian. Namun Infused Water sebaiknya hanya diisi ulang untuk keperluan 24 jam atau selama buah-buahan di dalamnya masih segar. Jika menghendaki sekali minum, potongan buahnya sekalian bisa dimakan.
Infused Water terasa sangat segar karena pendinginan dan rasa buah yang bercampur dengan air putih. Jika tidak ingin terlalu dingin, Infused water bisa didiamkan sesaat di luar kulkas sebelum diminum. Namun pada dasarnya Infused water disajikan sebagai minuman dingin tanpa es.
Selain mendapatkan kesegaran air putih dengan rasa buah, kita juga bisa mendapatkan manfaat dari khasiat buah-buahan yang digunakan. Infused Water bisa menjadi pilihan mereka yang sedang dehidrasi karena kelelahan, sariawan, gangguan tenggorokan atau hanya ingin menikmati sensasi meminum air putih dan buah secara bersamaan.

Infused water bisa menjadi alternatif bagi mereka yang kurang suka meminum air putih namun ingin memulai gaya hidup sehat. Sementara bagi yang suka buah-buahan, Infused water bisa menjadi selingan cara mengkonsumsi buah-buahan yang asyik. Jika bosan mengolah buah-buahan sebagai jus atau minuman blend, Infused Water patut dicoba. Satu lagi, karena penampilannya yang menarik, Infused water juga cantik untuk “dijepret” dan dibagikan ke media sosial sebelum diminum.

Sikap Motivasi Konsep Diri Kepribadian Nilai dan Gaya Hidup

1.       Pengertian Sikap
Melalui tindakan dan proses pembelajaran, orang akan mendapatkan kepercayaan dan sikap yang kemudian akan mempengaruhi perilaku pembeli. Kepercayaan adalah suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang sesuatu. Suatu sikap menjelaskan suatu organisasi dari motivasi, perasaan emosional, persepsi dan proses kognitif kepada suatu aspek. Lebih lanjut sikap adalah cara kita berpikir, merasa dan bertindak melalui aspek di lingkungan seperti toko retail, program televisi atau produk. Sikap menuntun orang untuk berperilaku relatif konsisten terhadap objek yang sama.
Menurut Gordon Allpor dalam Hartono Sastro wijoyo(2005), Sikap adalah Mempelajari kecenderungan memberikan tanggapan pada suatu obyek baik disenangi maupun tidak disenangi secara konsisten. Menurut Hawkins (1980), sikap dapat di definisikan sebagai cara kita berfikir, merasakan dan bertindak terhadap beberapa aspek. Kinner dan Taylor (1987) menyatakan bahwa sikap adalah pemandangan individu berdasarkan pengetahuan penilaian dan proses orientasi tindakan terhadap suatu obyek atau gejala. Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1992), sikap sebagai suatu evaluasi menyeluruh yang menunjukan orang berespon dengan cara menguntungkan atau tidak menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan obyek atau alternatif yang diberikan. Sikap dalam kamus marketing (1995) juga di definisikan sebagai kondisi mental atau akal budi tertentu yang mencerminkan suatu pandangan pribadi yang negatif atau positif mengenai suatu obyek atau konsep, atau suatu keadaan acuh tak acuh yang menunjukan titik tengah (mid point) diantara dua titik ataupun dua pokok yang saling berlawanan.
2.       Sifat-Sifat Sikap
Secara umum bahwa sikap dapat dibagi menjadi dua sifat yaitu sifat negative dan sifat positif. Sifat negative menimbulkan kecenderungan untuk menjauh, memberi ataupun tidak menyukai keberadaan suatu objek. Sedangkan sifat positif menimbulkan kecenderungan untuk menyenangi, mendekat, menerima atau bahkan mengharapkan kehadiran objek tertentu. Sikap selain memiliki dua sifat, juga memiliki beberapa cir-ciri antara lain :
a.       Sikap selalu menggambarkan hubungan subjek dengan objek
b.      Sikap tidak dibawa sejak lahir tetai dipelajari berdasarkan pengalaman dan latihan
c.       Karena sikap dapat dipelajari maka sikap dapat diubah meskipn sulit
d.      Sikap tidak menghilang walau kebutuhan sudah terpenuhi
e.      Sikap tidak hanya satu macam saja melainkan sangat beragam sesuai dengan objek yang menjadi pusat perhatiannya
f.        Dalam sikap tersangkut faktor motivasi dan perasaan
3.       Komponen Sikap
Ada tiga komponen yang secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude) yaitu :
a.       Kognitif (cognitive).
Berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap. Sekali kepercayaan itu telah terbentuk maka ia akan menjadi dasar seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari obyek tertentu.
b.      Afektif (affective)
Menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap suatu obyek sikap. Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki obyek tertentu.
c.       Konatif (conative)
Komponen konatif atau komponen perilaku dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku dengan yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapi.

4.       Penggunaan Multiatribute Attitude Model untuk memahami sikap konsumen
1.       Theattribute-toward-objectmodel:
Digunakan khususnya menilai sikap konsumen terhadap satu kategori produk atau merk spesifik. Hal ini untuk menilai fungsi kehadiran dan evaluasi terhadap sesuatu.Pembentukan sikap konsumen yang dimunculkan karena telah merasakan sebuah objek. Hal ini mempengaruhi pembentukan sikap selanjutnya.
2.       Theattitude-toward-behaviormodel
Lebih digunakan untuk menilai tanggapan konsumen melalui tingkah laku daripada sikap terhadapobjek.
Pembentukan sikap konsumen akan ditunjukan berupa tingkah laku konsumen yang berupa pembelian ditempat itu.
3.       Theoryof-reasoned-actionmodel
Menurut teori ini pengukuran sikap yang tepat seharusnya didasarkan pada tindakan pembelian atau penggunaan merk produk bukan pada merek itu sendiri tindakan pembelian dan mengkonsumsi produk pada akhirnya akan menentukan tingkat kepuasan.

5.       Petingnya Feeling dalam memahami Sikap Konsumen
Azwa (1995) menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pembetukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosi dalam individu.
a)      Pengalaman pribadi Middlebrook (dalam Azwar 1995) mengatakan bahwa tidak adanya pengalaman yang dmiliki oleh seseorang dengan suatu objek psikologis, cenderung akan membentuk sikap negative terhadap objek tersebut. Sikap akan lebih mudah terbentuk jika yang dialami seseorang terjadi dalam situasi yang melibatkan emosi, karena penghayatan akan pengalama lebih mendalam dan lebih lama membekas.
b)      Pengaruh orang lain yang dianggap penting individu pada umumnya cenderung memiliki sifat yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting yang didorong oleh oleh keiinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghidari konflik.
c)       Pengaruh Kebudayaan Burrhus Frederic Skin, seperti yang dikutip Azwar sangat menekankan pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk pribadi seseorang. Kepribadian merupakan pola perilaku yang konosisten yang menggambarkan sejarah reinforcement yang kita alami (Hergenhandalam azwar, 1995). Kebudayaan memberikan corak pengalaman bagi individu dalam suatu masyarakat. Kebudayanlah yang menanamkan garis penpgrah sikap individu terhadap berbagai maslah.
d)      Media massa berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Media massa memberikan pesan-pesan yang sugestif yang mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Jika cukup kuat pesar-pesan sugestif akan memberi dasar efektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.
e)      Lembaga pendidikan dan lembaga agama. Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai sesuatu system mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya. Dikarenakan konsep moral dan ajaran agama sangat menentukan system kepercayaan maka tidaklah mengherankan kalau pada gilirannya kemudian konsep tersebut ikut berperan dalam menentukan sikap individu terhadap sesuatu hal.

6.       Proses Motivasi
1.       Tujuan. Perusahaan harus biasa menentukan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai, baru kemudian konsumen dimotivasi ke arah itu
2.       Mengetahui kepentingan. Perusahaan harus bisa mengetahui keinginan konsumen tidak hanya dilihat dari kepentingan perusahaan semata
3.       Komunikasi efektif. Melakukan komunikasi dengan baik terhadap konsumen agar konsumen dapat mengetahui apa yang harus mereka lakukan dan apa yang bisa mereka dapatkan.
4.       Integrasi tujuan. Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan perusahaan dan tujuan kepentingan konsumen, Tujuan perusahaan adalah untuk mencari laba serta perluasan besar. Tujuan individu konsumen adalah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan. Kedua kepentingan di atas harus disatukan dan untuk itu penting adanya penyesuaian motivasi.
5.       Fasilitas. Perusahaan memberikan fasilitas agar konsumen mudah mendapatkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.

7.       Kepribadian
Kepribadian memiliki pengertian yang luas, kepribadian bukan hanya mencakup sifat-sifat yang positif, sifat-sifat yang menarik ataupun segala sesuatu yang nampak secara lahiriah, ettapi juga meliputi dinamika individu tersebut. Kepribadian adalah organisasi yang dinamis dari sistem psikofisis individu yang menentukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungannya secara unik.Kepribadian bisa dijelaskan dengan menggunakan ciri-ciri seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, ketaatan, kemampuan bersosialisasi, daya tahan dan kemampuan beradaptasi Dalam batasan kepribadian
Nilai-nilai individu
Dilihat dari kepribadian, perilaku konsumen mempunyai nilai-nilai individu sebagai berikut:
Id itu untuk mengusahakan segera tersalurkannya kumpulan-kumpulan energi atau ketegangan, yang dicurahkan dalam jasad oleh rangsangan-rangsangan, baik dari dalam maupun dari luar.Berfungsi sebagai menunaikan prinsip kehidupan yang asli atau yang pertama yang dinamakan prinsip kesenangan (pleasure principle).Bertujuan untuk mengurangi ketegangan. Ketegangan dirasakan sebagai penderitaan. Tujuan dari prinsip kesenangan ini dapat dikatakan terdiri dari usaha mencegah dan menemukan kesenangan.
Ego adalah Hubungan timbal balik antara seseorang dengan dunia memerlukan pembentukan suatu system rohaniah baru.Berlainan dengan id yang dikuasai oleh prinsip kesenangan, ego dikuasai oleh prinsip kenyataan (reality principle). Bertujuan untuk menangguhkan peredaan energi sampai benda nyata yang akan memuaskan telah diketemukan atau dihasilkan. Penangguhan suatu tindakan berarti bahwa ego harus dapat menahan ketegangan sampai ketegangan itu dapat diredakan dengan suatu bentuk kelakuan yang wajar.
Superego adalah suatu cabang moril atau cabang keadilan dari kepribadian.Superego lebih mewakili alam ideal daripada alam nyata. Superego terdiri dari dua anak system, ego ideal dan hati nuran. Nilai sebagai sesuatu yang lebih diinginkan harus dibedakan dengan yang hanya ‘diinginkan’, di mana ‘lebih diinginkan’ mempengaruhi seleksi berbagai modus tingkah laku yang mungkin dilakukan individu atau mempengaruhi pemilihan tujuan akhir tingkah laku (Kluckhohn dalam Rokeach, 1973). ‘Lebih diinginkan’ ini memiliki pengaruh lebih besar dalam mengarahkan tingkah laku, dan dengan demikian maka nilai menjadi tersusun berdasarkan derajat kepentingannya.
Sebagaimana terbentuknya, nilai juga mempunyai karakteristik tertentu untuk berubah. Karena nilai diperoleh dengan cara terpisah, yaitu dihasilkan oleh pengalaman budaya, masyarakat dan pribadi yang tertuang dalam struktur psikologis individu (Danandjaja, 1985), maka nilai menjadi tahan lama dan stabil (Rokeach, 1973). Jadi nilai memiliki kecenderungan untuk menetap, walaupun masih mungkin berubah oleh hal-hal tertentu. Salah satunya adalah bila terjadi perubahan sistem nilai budaya di mana individu tersebut menetap (Danandjaja, 1985).

8.       Konsep gaya hidup dan pengukurannya
Gaya hidup adalah bagaimana seseorang menjalankan apa yang menjadi konsep dirinya yang ditentukan oleh karakteristik individu yang terbangun dan terbentuk sejak lahir dan seiring dengan berlangsungnya interaksi sosial selama mereka menjalani siklus kehidupan.
Psikografi adalah variabel-variabel yang digunakan untuk mengukur gaya hidup. Bahkan sering kali istilah psikografi dan gaya hidup digunakan secara bergantian. Beberapa variabel psikografi adalah sikap, nilai, aktivitas, minat, opini, dan demografi.
Teori sosio-psikologis melihat dari variabel sosial yang merupakan determinan yang paling penting dalam pembentukan kepribadian. Teori faktor ciri, yang mengemukakan bahwa kepribadian individu terdiri dari atribut predisposisi yang pasti yang disebut ciri (trait).
Konsep gaya hidup konsumen sedikit berbeda dari kepribadian. Gaya hidup terkait dengan bagaimana seseorang hidup, bagaimana menggunakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu mereka. Kepribadian menggambarkan konsumen lebih kepada perspektif internal, yang memperlihatkan karakteristik pola berpikir, perasaan dan persepsi mereka terhadap sesuatu.
Pengukuran ganda perilaku individu
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku individu terhadap pengambilan keputusan konsumen :
1. sikap orang lain
2. Faktor situasi tak terduga

Konsumen mungkin membentuk kecenderungan pembelian berdasar pada pendapatan yang diharapkan, harga, dan manfaat produk yang diharapkan.
Ada 5 tahap proses pengambilan keputusan pembelian terdiri dari
1.       Pengenalan Kebutuhan
Proses pembelian bermula dari pengenalan kebutuhan (need recognition)-pembelian mengenali permasalahan atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan aktual dan sejumlah keadaan yang diinginkan.
2.       Pencarian Informasi
Konsumen yang tergerak mungkin mencari dan mungkin pula tidak mencari informasi tambahan. Jika dorongan konsumen kuat dan produk yang memenuhi kebutuhan berada dalam jangkauannya, ia cenderung akan membelinya.
3.       Pengevaluasian Alternatif
Cara konsumen memulai usaha mengevaluasi alternatif pembelian tergantung pada konsumen individual dan situasi pembelian tertentu. Dalam beberapa kasus, konsumen menggunakan kalkulasi yang cermat dan pikiran yang logis
4.       Keputusan Pembeli
Tahap pengevaluasian, konsumen menyusun peringkat merek dan membentuk kecenderuangan (niat) pembelian. Secara umum, keputusan pembelian konsumen akan membeli merek yang paling disukai, tetapi ada dua faktor yang muncul diantara kecenderungan pembelian dan keputusan pembelian.

contoh
Mr. Coffee, merek alat pembuat kopi yang populer dan menetes secara otomatis menggambarkan hubungan konsumen-merek. Para konsumen menyebut Mr.Coffee seolah-olah produk tersebut adalah seseorang. Jadi Mr.Coffee dipandang sebagai seseorang yang dapat diandalkan, bersahabat, efisien, cerdas, dan hebat. Ada lima dimensi yang menentukan kepribadian merek yaitu ketulusan, kegairahan, kemampuan, kecanggihan, dan kekuatan, dan segi-segi kepribadian yang mengalir dari tiap dimensi seperti ketulusan hati, keberanian, cerdas, dan luwes. Kerangka in cenderung menampung berbagai kepribadian merek yang dikejar oleh berbagai produk konsumen.

Wednesday, October 22, 2014

EVALUASI ALTERNATIF SEBELUM PEMBELIAN

EVALUASI ALTERNATIF SEBELUM PEMBELIAN

Dwi Yana
NPM: 12212315
Kelas: 3EA02
Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma


 BAB I
PENDAHULUAN
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh ciri-ciri kepribadiannya, termasuk usia, pekerjaan, keadaan ekonomi. Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian. Menurut Kotler (1997) ada beberapa tahap dalam mengambil suatu keputusan untuk melakukan pembelian, anatara lain: pengenalan masalah, pencarian informasi,  evaluasi alternatif,  keputusan pembeli, evaluasi pasca pembelian
 Di dalam pengambilan keputusan, pengambil keputusan harus memilih salah satu alternatif di antara banyak alternatif. Pemilihan dapat dilakukan berdasarkan pada kriteria tertentu, kompromi, atau tekanan. Memang harus diakui ada hasil keputusan yang memuaskan semua pihak tetapi ada juga yang merugikan pihak lain.


BAB II
PEMBAHASAN 
Evaluasi  adalah proses penilaian. Penilaian ini bisa menjadi netral, positif atau negatif atau merupakan gabungan dari keduanya. Saat sesuatu dievaluasi biasanya orang yang mengevaluasi mengambil keputusan tentang nilai atau manfaatnya.
Evaluasi alternatif merupakan salah satu tahapan dalam proses pengambilan keputusan yang sangat penting. Banyak pilihan alternatif yang ada membuat kita harus teliti dan cermat dalam menetukan pilihan yang tepat. Ada beberapa cara untuk memilih produk yang tepat, yaitu menetukan kebutuhan akan suatu produk, memilih harga dan kualitas yang tepat, membandingkan produk-produk yang sejenis. Dengan melakukan evaluasi alternatif diharapkan konsumen dapat memilih produk yang tepat dan memberikan kepuasan yang paling maksimal.

1.       KRITERIA EVALUASI
Kriteria evaluasi berisi dimensi atau atribut tertentu yang digunakan dalam menilai alternatif-alternatif pilihan. Kriteria alternatif dapat muncul dalam berbagai bentuk, misalnya dalam membeli mobil seorang konsumen mungkin mempertimbangkan criteria, keselamatan, kenyamana, harga, merek, negara asal (country of origin) dan juga spek hedonik seperti gengsi, kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya. Beberapa criteria evaluasi yang umum adalah:
a.       Harga
Harga menentukan pemilihan alternatif. Konsumen cenderung akan memiliha harga yang murahuntuk suatu produk yang ia tahu spesifikasinya. Namun jika konsumen tidak bisa mengevaluasi kualitas produk maka harga merupakan indicator kualitas. Oleh karena itu strategi harga hendaknya disesuaikan dengan karakteristik produk.
b.      Nama Merek
Merek terbukti menjadi determinan penting dalam pembelian obat. Nampaknya merek merupakan penganti dari mutu dan spesifikasi produk. Ketika konsumen sulit menilai criteria kualitas produk, kepercayaan pada merek lama yang sudah memiliki reputasi baik dapat mengurangi resiko kesalahan dalam pembelian.
c.       Negara asal
Negara dimana suatu produk dihasilkan menjadi pertimbangan penting dikalangan konsumen. negara asal sering mencitrakan kualitas produk. Konsumen mungkin sudah tidak meraguakan lagi kualitas produk elektronik dari Jepan. Sementara, untuk jam tangan nampaknya jam tangan buatan Swiss meruapak produk yang handal tak teragukan.
d.      Saliensi kriteria evaluasi
Konsep saliensi mencerminkan ide bahwa criteria evluasi kerap berbeda pengaruhnya untuk konsumen yang berbeda dan juga produk yang berbeda. Pada suatu produk mungkin seorang konsumen mempertimbangkan bahwa harga adalah hal yang penting, tetapi tidak untuk produk yang lain. Atribut yang mencook (salient) yang benar-benar mempengaruhi proses evaluasi disebut sebagai atribut determinan.

2.       MENENTUKAN  ALTERNATIF PEMBELIAN
a)      Menganalisa Keinginan dan Kebutuhan
Penganalisaan keinginan dan kebutuhan ini ditujukan terutama untuk mengetahui adanya keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi  atau terpuaskan
b)      Menilai Sumber-sumber
Tahap kedua dalam proses pembelian ini sangat berkaitan dengan lamanya waktu      dan jumlah uang yang tersedia untuk membeli.
c)       Menetapkan Tujuan Pembelian
Tahap ketika konsumen memutuskan untuk tujuan apa pembelian dilakukan, yang bergantung pada jenis produk dan kebutuhannya
d)      Mengidentifikasikan Alternatif Pembelian
 Tahap ketika konsumen mulai  mengidentifikasikan berbagai alternatif pembelian
e)      Keputusan Membeli
Tahap ketika konsumen mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Jika dianggap bahwa keputusan yang diambil adalah membeli, maka pembeli akan  menjumpai serangkaian keputusan menyangkut jenis produk, bentuk produk, merk, penjual, kuantitas, waktu pembelian dan cara pembayarannya
f)        Perilaku Sesudah Pembelian
Tahap terakhir yaitu ketika konsumen sudah melakukan pembelian terhadap produk tertentu.

       3MENAKSIR  ALTERNATIF PILIHAN
     Tahap dari proses keputusan membeli, yaitu ketika konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merk alternatif dalam perangkat pilihan. Konsep dasar tertentu membantu menjelaskan proses evaluasi konsumen. Pertama, kita menganggap bahwa setiap konsumen melihat produk sebagai kumpulan atribut produk. Kedua, konsumen akan memberikan tingkat arti penting berbeda terhadap atribut berbeda menurut kebutuhan dan keinginan unik masing-masing. Ketiga, konsumen mungkin akan mengembangkan satu himpunan keyakinan merek mengenai dimana posisi setiap merek pada setiap atribut. Keempat, harapan kepuasan produk total konsumen akan bervariasi pada tingkat atribut yang berbeda. Kelima, konsumen sampai pada sikap terhadap merek berbeda lewat beberapa prosedur evaluasi. Ada konsumen yang menggunakan lebih dari satu prosedur evaluasi, tergantung pada konsumen dan keputusan pembelian.
Bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli tergantung pada masing-masing individu dan situasi membeli spesifik. Dalam beberapa keadaan, konsumen menggunakan perhitungan dengan cermat dan pemikiran logis. Pada waktu lain, konsumen yang sama hanya sedikit mengevaluasi atau tidak sama sekali; mereka membeli berdasarkan dorongan sesaat atau tergantung pada intuisi. Kadang-kadang konsumen mengambil keputusan membeli sendiri; kadang-kadang mereka bertanya pada teman, petunjuk bagi konsumen, atau wiraniaga untuk memberi saran pembelian.
Pemasar harus mempelajari pembeli untuk mengetahui bagaimana sebenarnya mereka mengevaluasi alternatif merek. Bila mereka mengetahui proses evaluasi apa yang sedang terjadi, pemasar dapat membuat langkah-langkah untuk mempengaruhi keputusan membeli. 

       4. MENYELEKSI ATURAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
        Setelah konsumen menerima pengaruh dalam kehidupannya maka mereka sampai pada keputusan membeli atau menolak produk. Pemasar dianggap berhasil kalau pengaruh-pengaruh yang diberikannya menghasilkan pembelian dan atau dikonsumsi oleh konsumen. Keputusan konsumen, tingkatan-tingkatan dalam pengambilan keputusan, serta pengambilan keputusan dari sudut pandang yang berbeda bukan hanya untuk menyangkut keputusan untuk membeli, melainkan untuk disimpan dan dimiliki oleh konsumen.



BAB III
KESIMPULAN
Evaluasi  adalah proses penilaian. Penilaian ini bisa menjadi netral, positif atau negatif atau merupakan gabungan dari keduanya. Saat sesuatu dievaluasi biasanya orang yang mengevaluasi mengambil keputusan tentang nilai atau manfaatnya.
Evaluasi alternatif merupakan salah satu tahapan dalam proses pengambilan keputusan yang sangat penting. Dengan melakukan evaluasi alternatif diharapkan konsumen dapat memilih produk yang tepat dan memberikan kepuasan yang paling maksimal.
Kriteria evaluasi berisi dimensi atau atribut tertentu yang digunakan dalam menilai alternatif-alternatif pilihan.  Beberapa criteria evaluasi yang umum adalah harga, nama merek, negara asal, saliensi kriteria evaluasi.


Daftar Pustaka
http://www.wattpad.com/4248605-pengertian-perilaku-konsumen-evaluasi-alternatif