Saturday, November 14, 2015
Pray for Paris
Dunia berduka untuk Paris. Aksi belasungkawa dilakukan orang-orang dan kota-kota untuk Paris. Ada yang turun ke jalan ada juga yang kota-kota yang gedungnya dipasangi lampu dengan warna bendera Prancis.
Di media sosial, Sabtu (14/11/2015) tagar #prayforparis tak henti-hentinya disuarakan. Mereka berdoa untuk korban yang meninggal. Data terakhir ada 153 orang meninggal dunia akibat serangan kelompok bersenjata.
Ada juga aksi damai dengan membawa tulisan 'not afraid' di sejumlah lokasi di dunia. Doa dan dukungan diberikan bagi warga Paris.
Tak hanya itu saja, sejumlah kota bahkan ada yang memasang lampu berwarna bendera Prancis, seperti di San Francisco dan New York.
Beberapa orang juga menyampaikan kutukan kepada pelaku penyerangan. Mereka menyebut penyerangan tak ada kaitan dengan agama. Penyerangan Paris ada pelaku kelompok jahat.
CSR PT. Djarum (Djarum Foundation)
Pendahuluan
Analisis dan pengembangan
Ini yang menjadi perhatian terbesar dari peran perusahaan dalam masyarakat telah ditingkatkan yaitu dengan peningkatan kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan dan masalah etika. Masalah seperti perusakan lingkungan, perlakuan tidak layak terhadap karyawan, dan cacat produksi yang mengakibatkan ketidaknyamanan ataupun bahaya bagi konsumen adalah menjadi berita utama surat kabar. Peraturan pemerintah pada beberapa negara mengenai lingkungan hidup dan permasalahan sosial semakin tegas, juga standar dan hukum seringkali dibuat hingga melampaui batas kewenangan negara pembuat peraturan (misalnya peraturan yang dibuat oleh Uni Eropa. Beberapa investor dan perusahaam manajemen investasi telah mulai memperhatikan kebijakan CSR dari Surat perusahaan dalam membuat keputusan investasi mereka, sebuah praktek yang dikenal sebagai "Investasi bertanggung jawab sosial" (socially responsible investing).
Banyak pendukung CSR yang memisahkan CSR dari sumbangan sosial dan "perbuatan baik" (atau kedermawanan seperti misalnya yang dilakukan oleh Habitat for Humanityatau Ronald McDonald House), namun sesungguhnya sumbangan sosial merupakan bagian kecil saja dari CSR. Perusahaan pada masa lampau seringkali mengeluarkan uang untuk proyek-proyek komunitas, pemberian beasiswa dan pendirian yayasan sosial. Mereka juga seringkali menganjurkan dan mendorong para pekerjanya untuk sukarelawan(volunteer) dalam mengambil bagian pada proyek komunitas sehingga menciptakan suatu itikad baik di mata komunitas tersebut yang secara langsung akan meningkatkan reputasi perusahaan serta memperkuat merek perusahaan. Dengan diterimanya konsep CSR, terutama triple bottom line, perusahaan mendapatkan kerangka baru dalam menempatkan berbagai kegiatan sosial di atas.
Kepedulian kepada masyarakat sekitar/relasi komunitas dapat diartikan sangat luas, namun secara singkat dapat dimengerti sebagai peningkatan partisipasi dan posisi organisasi di dalam sebuah komunitas melalui berbagai upaya kemaslahatan bersama bagi organisasi dan komunitas. CSR bukanlah sekedar kegiatan amal, melainkan CSR mengharuskan suatu perusahaan dalam pengambilan keputusannya agar dengan sungguh-sungguh memperhitungkan akibat terhadap seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) perusahaan, termasuk lingkungan hidup. Hal ini mengharuskan perusahaan untuk membuat keseimbangan antara kepentingan beragam pemangku kepentingan eksternal dengan kepentingan pemegang saham, yang merupakan salah satu pemangku kepentingan internal.
“ "...dunia bisnis, selama setengah abad terakhir, telah menjelma menjadi institusi paling berkuasa di atas planet ini. Institusi yang dominan di masyarakat mana pun harus mengambil tanggung jawab untuk kepentingan bersama....setiap keputusan yang dibuat, setiap tindakan yang diambil haruslah dilihat dalam kerangka tanggung jawab tersebut ”
Sebuah definisi yang luas oleh World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) yaitu suatu asosiasi global yang terdiri dari sekitar 200 perusahaan yang secara khusus bergerak di bidang "pembangunan berkelanjutan" (sustainable development) yang menyatakan sebagai berikut: “ " CSR merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarganya" ”
Pelaporan dan pemeriksaan
Untuk menunjukkan bahwa perusahaan adalah warga dunia bisnis yang baik maka perusahaan dapat membuat pelaporan atas dilaksanakannya beberapa standar CSR termasuk dalam hal:
- Akuntabilitas atas standar AA1000 berdasarkan laporan sesuai standar John Elkington yaitu laporan yang menggunakan dasar triple bottom line (3BL)
- Global Reporting Initiative, yang mungkin merupakan acuan laporan berkelanjutan yang paling banyak digunakan sebagai standar saat ini.
- Verite, acuan pemantauan
- Laporan berdasarkan standar akuntabilitas sosial internasional SA8000
- Standar manajemen lingkungan berdasarkan ISO 14000
Skala dan sifat keuntungan dari CSR untuk suatu organisasi dapat berbeda-beda tergantung dari sifat perusahaan tersebut. Banyak pihak berpendapat bahwa amat sulit untuk mengukur kinerja CSR, walaupun sesungguhnya cukup banyak literatur yang memuat tentang cara mengukurnya. Literatur tersebut misalnya metode "Empat belas poinbalanced scorecard oleh Deming. Literatur lain misalnya Orlizty, Schmidt, dan Rynes yang menemukan suatu korelasi positif walaupun lemah antara kinerja sosial dan lingkungan hidup dengan kinerja keuangan perusahaan. Kebanyakan penelitian yang mengaitkan antara kinerja CSR (corporate social performance) dengan kinerja finansial perusahaan (corporate financial performance) memang menunjukkan kecenderungan positif, namun kesepakatan mengenai bagaimana CSR diukur belumlah lagi tercapai. Mungkin, kesepakatan para pemangku kepentingan global yang mendefinisikan berbagai subjek inti (core subject) dalam ISO 26000 "Guidance on Social Responsibility"—direncanakan terbit pada September 2010—akan lebih memudahkan perusahaan untuk menurunkan isu-isu di setiap subjek inti dalam standar tersebut menjadi alat ukur keberhasilan CSR.
Hasil Survey "The Millenium Poll on CSR" (1999) yang dilakukan oleh Environics International (Toronto), Conference Board (New York) dan Prince of Wales Business Leader Forum (London) di antara 25.000 responden dari 23 negara menunjukkan bahwa dalam membentuk opini tentang perusahaan, 60% mengatakan bahwa etika bisnis, praktik terhadap karyawan, dampak terhadap lingkungan, yang merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) akan paling berperan. Sedangkan bagi 40% lainnya, citra perusahaan & brand image-lah yang akan paling memengaruhi kesan mereka. Hanya 1/3 yang mendasari opininya atas faktor-faktor bisnis fundamental seperti faktor finansial, ukuran perusahaan,strategi perusahaan, atau manajemen.
Motif perselisihan bisnis
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate
Social Responsibility (CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi,
khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki berbagai
bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya, yang di
antaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam
segala aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan
lingkungan. Oleh karena itu, CSR berhubungan erat dengan "pembangunan
berkelanjutan", yakni suatu organisasi, terutama perusahaan, dalam
melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata
berdasarkan dampaknya dalam aspek ekonomi, misalnya tingkat keuntungan atau deviden,
tetapi juga harus menimbang dampak sosial dan lingkungan yang timbul dari
keputusannya itu, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka yang lebih
panjang. Dengan pengertian tersebut, CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi
perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen
dampak (minimisasi dampak negatif dan maksimisasi dampak positif) terhadap
seluruh pemangku kepentingannya.
Di beberapa negara dibutuhkan laporan pelaksanaan CSR,
walaupun sulit diperoleh kesepakatan atas ukuran yang digunakan untuk mengukur
kinerja perusahaan dalam aspek sosial. Smentara aspek lingkungan—apalagi aspek
ekonomi—memang jauh lebih mudah diukur. Banyak perusahaan sekarang menggunakan audit eksternal
guna memastikan kebenaran laporan tahunan perseroan yang mencakup kontribusi
perusahaan dalam pembangunan berkelanjutan, biasanya diberi nama laporan
CSR atau laporan keberlanjutan. Akan tetapi laporan tersebut sangat luas
formatnya, gayanya dan metodologi evaluasi yang digunakan (walaupun dalam suatu
industri yang sejenis). Banyak kritik mengatakan bahwa laporan ini hanyalah
sekadar "pemanis bibir" (suatu basa-basi), misalnya saja pada kasus laporan
tahunan CSR dari perusahaan Enron dan juga perusahaan-perusahaan
rokok. Namun, dengan semakin berkembangnya konsep CSR dan metode verifikasi
laporannya, kecenderungan yang sekarang terjadi adalah peningkatan kebenaran
isi laporan. Bagaimanapun, laporan CSR atau laporan keberlanjutan merupakan
upaya untuk meningkatkan akuntabilitas perusahaan di mata para pemangku
kepentingannya.
Lebih lanjut, sikap konsumen terhadap perusahaan yang
dinilai tidak melakukan CSR adalah ingin "menghukum" (40%) dan 50%
tidak akan membeli produk dari perusahaan yang bersangkutan dan/atau bicara
kepada orang lain tentang kekurangan perusahaan tersebut.
Secara umum, alasan terkait bisnis untuk melaksanakan
biasanya berkisar satu ataupun lebih dari argumentasi di bawah ini:
Sumberdaya manusia
Program CSR dapat berwujud rekruitmen tenaga kerja dan
mempekerjakan masyarakat sekitar. Lebih jauh lagi CSR dapat dipergunakan untuk
menarik perhatian para calon pelamar pekerjaan, terutama sekali dengan adanya
persaingan kerja di antara para lulusan. Akan terjadi peningkatan kemungkinan
untuk ditanyakannya kebijakan CSR perusahaan, terutama pada saat perusahaan
merekruit tenaga kerja dari lulusan terbaik yang memiliki kesadaran sosial dan
lingkungan. Dengan memiliki suatu kebijakan komprehensif atas kinerja sosial
dan lingkungan, perusahaan akan bisa menarik calon-calon pekerja yang memiliki
nilai-nilai progresif. CSR dapat juga digunakan untuk membentuk suatu atmosfer
kerja yang nyaman di antara para staf, terutama apabila mereka dapat dilibatkan
dalam kegiatan-kegiatan yang mereka percayai bisa mendatangkan manfaat bagi
masyarakat luas, baik itu bentuknya "penyisihan gaji",
"penggalangan dana" ataupun kesukarelawanan (volunteering)
dalam bekerja untuk masyarakat.
Manajemen risiko
Manajemen risiko
Manajemen risiko merupakan salah satu hal paling
penting dari strategi perusahaan. Reputasi yang dibentuk dengan susah
payah selama bertahun-tahun dapat musnah dalam sekejap melalui insiden seperti
skandal korupsi atau tuduhan melakukan perusakan lingkungan hidup.
Kejadian-kejadian seperti itu dapat menarik perhatian yang tidak diinginkan
dari penguasa, pengadilan, pemerintah dan media massa. Membentuk suatu budaya
kerja yang "mengerjakan sesuatu dengan benar", baik itu terkait
dengan aspek tata kelola perusahaan, sosial, maupun lingkungan—yang semuanya
merupakan komponen CSR—pada perusahaan dapat mengurangi risiko terjadinya
hal-hal negatif tersebut.
Membedakan merek
Membedakan merek
Di tengah hiruk pikuknya pasar maka perusahaan berupaya
keras untuk membuat suatu cara penjualan yang unik sehingga dapat membedakan
produknya dari para pesaingnya di benak konsumen. CSR dapat berperan untuk
menciptakan loyalitas konsumen atas dasar nilai khusus dari etika perusahaan
yang juga merupakan nilai yang dianut masyarakat.. Menurut Philip Kotler dan
Nancy Lee, setidaknya ada dua jenis kegiatan CSR yang bisa mendatangkan
keuntungan terhadap merek, yaitu corporate social marketing (CSM)
dan cause related marketing (CRM). Pada CSM, perusahaan
memilih satu atau beberapa isu—biasanya yang terkait dengan produknya—yang bisa
disokong penyebarluasannya di masyarakat, misalnya melalui media
campaign. Dengan terus menerus mendukung isu tersebut, maka lama kelamaan
konsumen akan mengenali perusahaan tersebut sebagai perusahaan yang memiliki
kepedulian pada isu itu. Segmen tertentu dari masyarakat kemudian akan
melakukan pembelian produk perusahaan itu dengan pertimbangan kesamaan
perhatian atas isu tersebut. CRM bersifat lebih langsung. Perusahaan menyatakan
akan menyumbangkan sejumlah dana tertentu untuk membantu memecahkan masalah
sosial atau lingkungan dengan mengaitkannya dengan hasil penjualan produk
tertentu atau keuntungan yang mereka peroleh. Biasanya berupa pernyataan rupiah
per produk terjual atau proporsi tertentu dari penjualan atau keuntungan.
Dengan demikian, segmen konsumen yang ingin menyumbang bagi pemecahan masalah
sosial dan atau lingkungan, kemudian tergerak membeli produk tersebut. Mereka
merasa bisa berbelanja sekaligus menyumbang. Perusahaan yang bisa
mengkampanyekan CSM dan CRM-nya dengan baik akan mendapati produknya lebih
banyak dibeli orang, selain juga mendapatkan citra sebagai perusahaan yang
peduli pada isu tertentu.
Perusahaan selalu berupaya agar menghindari gangguan
dalam usahanya melalui perpajakan atau
peraturan. Dengan melakukan sesuatu 'kebenaran" secara sukarela maka
mereka akan dapat meyakinkan pemerintah dan masyarakat luas bahwa mereka sangat
serius dalam memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan, diskriminasi atau
lingkungan hidup maka dengan demikian mereka dapat menghindari intervensi.
Perusahaan yang membuka usaha di luar negara asalnya dapat memastikan bahwa
mereka diterima dengan baik selaku warga perusahaan yang baik dengan
memperhatikan kesejahteraan tenaga kerja dan akibat terhadap lingkungan hidup,
sehingga dengan demikian keuntungan yang menyolok dan gaji dewan direksinya
yang sangat tinggi tidak dipersoalkan.
Izin usaha
Izin usaha
Kritik atas CSR akan menyebabkan suatu alasan yang,
pada akhirnya, bisnis perusahaan dipersalahkan. Contohnya, ada kepercayaan
bahwa program CSR seringkali dilakukan sebagai suatu upaya untuk mengalihkan
perhatian masyarakat atas masalah etika dari bisnis utama perseroan.
Contoh
kasus
Program
CSR PT. Djarum (Djarum Foundation)
a.
Bakti Sosial Djarum Foundation
Suatu
Kegiatan Bakti Sosial yang bermanfaat untuk masyarakat dan
kegiatan kemanusiaan. Sepertikegiatan Donor darah yang diadakan
setiap tiga bulan sekali dan bekerjasama dengan PMI.
Selainkegiatan rutin donor darah, PT. Djarum juga memperhatikan kondisi
situasional seperti bencana alam.Dalam rangka menyambut dan merayakan Hari Raya
Idul Adha. PT. Djarum juga melakukan penyerahan hewan kurban yang dilakukan
hampir diseluruh daerah Indonesia. Kegiatan ini rutin diadakan PT. Djarumsetiap
tahunnya, sebagai bentuk nyata kepedulian perusahaan terhadap kesejahteraan
warga disekitar kantor PT. Djarum se-Indonesia. (anonymous,
2012)
b.
Bakti Olahraga Djarum Foundation
Perkumpulan
Bulutangkis Djarum (PB Djarum) lahir di kota Kudus, Jawa Tengah. PB Djarum
terus berusaha membumikan bulutangkis, sebagai olahraga yang dapat membawa nama besar Indonesia dikancah
Internasional. Prestasi demi prestasi pun mulai nampak dan mengalir semakin
deras. Melalui pembibitan dan pembinaan yang serius, PB
Djarum berhasil melahirkan atlet-atlet bulutangkis Indonesiakelas
dunia. (anonymous, 2012)Sebut saja Liem Swie King, Kartono, Christian Hadinata,
Hastomo Arbi, Hadiyanto, Heryanto, danHadibowo, yang dijuluki
“The
Magnificent Seven of Djarum”
saat
merebut Piala Thomas 1984 di era1970 hingga 1980-an. Kemudian di sektor putri
ada Ivana Lie, Kho Mei Hwa dan Ho Djay Ging. PBDjarum secara rutin melakukan
seleksi audisi umum satu kali dalam setahun, di setiap musim liburansekolah
anak-anak. Audisi umum ini dilakukan untuk mencari bibit bulutangkis yang
berpotensi di usia10-15 tahun. Pendaftar yang memenuhi persyaratan boleh
mengikuti audisi umum tanpa dipungut biaya.(anonymous, 2012)
Untuk mengembalikan kejayaan bulutangkis Indonesia, program BaktiOlahraga Djarum Foundationmenyelenggarakan kegiatanDjarum Badminton All Stars di daerah yang berbeda setiap kali penyelenggaraan. Kegiatan ini diisi dengan coaching clinic untuk atlet pemula dan pelatih lokal
yangmemaparkan hal-hal mendasar dalam melatih seorang atlet dan memolesnya
untuk menjadi seorang juaraserta pertandingan eksebisi yang menampilkan legenda
PB Djarum, atlet PB Djarum yang masih aktif danatlet lokal. (anonymous,
nd)
c.
Bakti Lingkungan Djarum Foundation
Pada tahun 1979, Djarum telah mengelola usaha pelestarian lingkungan, menciptakan keteduhan,melestarikan ekosistem
lokal, mencegah erosi
tanah dan untuk membantu resapan air.Ribuan
jenistanaman peneduh telah ditanam, dan usaha tersebut berkembang luas juga
menjangkau sebagian besar wilayah pulau Jawa bagian
tengah. (anonymous, 2012)
d.
Bakti Pendidikan Djarum Foundation
Sejak
tahun 1984, Djarum Beasiswa Plus secara konsisten berperan aktif memajukan
pendidikan melalui pembudayaan dan pemberdayaan mahasiswa berprestasi
tinggi, dalam berbagai pelatihan soft
skills untuk membentuk
manusia Indonesia yang disiplin, mandiri dan berwawasan luas serta menjadi
pemimpin yang ber
intelektual dan cerdas emosional. Para calon penerima Djarum Beasiswa Plus tersebut diseleksi
secara ketat dan harus memenuhi persyaratan Intelligence Quotient (IQ) dan Emotional Quotient (EQ),sehingga mereka memiliki
kecerdasan emosional dalam proses meraih prestasi. (anonymous, 2012)
e.
Bakti Seni dan Budaya Djarum Fondation
Sejak
tahun 1992, melalui program Djarum Apresiasi Budaya, Djarum telah menjalin
kerjasama
dengan berbagai pihak, antara lain Bengkel Teater Rendra, Teater Koma, Putu Wijaya, Teater Mandiri, ButetKartaredjasa, Teater Gandrik, dan
lain-lain. Djarum Bakti Budaya melakukan berbagai
usaha untuk memperkenalkan, mengembangkan dan memelihara warisan luhur budaya bangsa, antara lainmenggandeng
Perkumpulan Rumah Pesona Kain, menyelenggarakan Pesona Batik Kudus. Program
untuk meningkatkan apresiasi terhadap seni sastra juga dibangun, antara
lain bekerjasama dengan YayasanLontar menerbitkan Seri buku Modern Library of
Indonesia, yaitu berupa terjemahan karya-karya sastraIndonesia ke dalam bahasa
Inggris supaya karya tersebut dapat dibaca dan dikenal oleh
masyarakatinternasional. Dukungan terhadap perkembangan seni rupa juga semakin
digiatkan. Selain mendukungevent seni rupa, PT. Djarum juga bekerjasama dengan
Rudi Mantofani dalam mewujudkan pendirianSculpture Super Smash, sebuah
karya fenomenal yang dibangun di depan GOR Bulutangkis Djarum, Jati,Kudus.
(anonymous, 2012)
Analisis
Menurut
saya Program CSR PT. Djarum (Djarum Foundation) telah menyentuh berbagai aspek
tidak hanya aspek sosial tetapi juga aspek lingkungan hidup, sosial dan budaya,
serta olah raga. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya
memberikan kontribusi pendapatan tetapi juga ikut berkontribusi pada
kesejahteraan masyarakat. D imana perusahaan yang menerapkan hal ini akan lebih
menekankan pembangunan sosial dan pembangunan kapasitas masyarakat sehingga
akan menggali potensi masyarakat lokal yang menjadi modal sosial perusahaan
untuk maju dan berkembang. Cara ini juga dapat membangun citra positif bagi
perusahaan.
Referensi
Friday, October 30, 2015
Beberapa Prinsip Moral yang Perlu Dalam Iklan (Tulisan)
Terdapat paling kurang 3 prinsip moral yang bisa
dikemukakan di sini sehubungan dengan penggagasan mengenai etika dalam iklan.
Ketiga prinsip itu adalah :
1) Masalah kejujuran dalam iklan,
2) Masalah martabat manusia sebagai pribadi,
dan
3) Tanggung jawab sosial yang mesti diemban
oleh iklan.
Ketiga prinsip moral yang juga digaris bawahi oleh
dokumen yang dikeluarkan dewan kepuasan bidang komunikasi sosial untuk masalah
etika dalam iklan ini kemudian akan didialogkan dengan pandangan Thomas
M. Gerrett, SJ yang secara khusus menggagas prinsip-prinsip etika
dalam mempengaruhi massa (bagi iklan) dan prinsip-prinsip etis
konsumsi (bagi konsumen). Dengan demikian, uraian berikut ini akan merupakan
“perkawinan” antara kedua pemikiran tersebut.
« Prinsip Kejujuran
Prinsip ini berhubungan dengan kenyataan bahwa
bahasa penyimbol iklan seringkali dilebih-lebihkan, sehingga bukannya
menyajikan informasi mengenai persediaan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh
konsumen, tetapi mempengaruhi bahkan menciptakan kebutuhan baru. Maka yang
ditekankan di sini adalah bahwa isi iklan yang dikomunikasikan haruslah
sungguh-sungguh menyatakan realitas sebenarnya dari produksi barang dan jasa.
Sementara yang dihindari di sini, sebagai konsekuensi logis, adalah upaya
manipulasi dengan motif apa pun juga.
« Prinsip Martabat
Manusia sebagai Pribadi
Bahwa iklan semestinya menghormati martabat manusia
sebagai pribadi semakin ditegaskan dewasa ini sebagai semacam tuntutn imperatif
(imperative requirement). Iklan semestinya menghormati hak dan tanggung
jawab setiap orang dalam memilih secara bertanggung jawab barang dan jasa yang
ia butuhkan. Ini berhubungan dengan dimensi kebebasan yang justeru menjadi
salah satu sifat hakiki dari martabat manusia sebagai pribadi. Maka berhadapan
dengan iklan yang dikemas secanggih apa pun, setiap orang seharusnya bisa
dengan bebas dan bertanggung jawab memilih untuk memenuhi kebutuhannya atau
tidak.
Yang banyak kali terjadi adalah manusia seakan-akan
dideterminir untuk memilih barang dan jasa yang diiklankan, hal yang membuat
manusia jatuh ke dalam sebuah keniscayaan pilihan. Keadaan ini bisa terjadi
karena kebanyakan iklan dewasa ini dikemas sebegitu rupa sehingga menyaksikan,
mendengar atau membacanya segera membangkitkan “nafsu” untuk memiliki barang dan
jasa yang ditawarkan (lust), kebanggaan bahwa memiliki barang dan jasa
tertentu menentukan status sosial dalam masyarkat, dll.
« Iklan dan Tanggung
Jawab Sosial
Meskipun sudah dikritik di atas, bahwa iklan harus
menciptakan kebutuhan-kebutuhan baru karena perananya yang utama selaku media
informasi mengenai kelangkaan barang dan jasa yang dibutuhkan manusia, namun
dalam kenyataannya sulit dihindari bahwa iklan meningkatkan konsumsi
masyarakat. Artinya bahwa karena iklan manusia “menumpuk” barang dan jasa
pemuas kebutuhan yang sebenarnya bukan merupakan kebutuhan primer. Penumpukan
barang dan jasa pada orang atau golongan masyarkat tertentu ini disebut sebagai
surplus barang dan jasa pemuas kebutuhan. Menyedihkan bahwa surplus ini hanya
dialami oleh sebagai kecil masyarakat. Bahwa sebagian kecil masyarakat ini,
meskipun sudah hidup dalam kelimpahan, toh terus memperluas batasa kebutuhan
dasarnya, sementara mayoritas masyarakat hidup dalam kemiskinan.
Di sinilah kemudian dikembangkan ide solidaritas sebagai
salah satu bentuk tanggung jawab sosial dari iklan. Berhadapan dengan surplus
barang dan jasa pemuas kebutuhan manusia, dua hal berikut pantas
dipraktekkan. Pertama, surplus barang dan jasa seharusnya
disumbangkan sebagai derma kepada orang miskin atau lembaga/institusi sosial
yang berkarya untuk kebaikan masyarakat pada umumnya (gereja, mesjid, rumah
sakit, sekolah, panti asuhan, dll). Tindakan karitatif semacam ini dilakukan
dengan pertimbangan bahwa kehidupan cultural masyarakat akan semakin berkembang. Kedua,
menghidupi secara seimbang pemenuhan kebutuhan fisik, biologis, psikologis, dan
spiritual dengan perhatian akan kebutuhan masyarakat pada umumnya. Perhatian
terhadap hal terakhir ini bisa diwujudnyatakan lewat kesadaran membayar pajak
ataupun dalam bentuk investasi-investasi, yang tujuan utamanya adalah
kesejahteraan sebagian besar masyarakat.
PELANGGARAN IKLAN NUTRILON ROYAL 3 (Tugas)
Pendahuluan
Dari permuculannya iklan Nutrilon Royal 3 sudah
memperlihatkan iklan yang cukup baik. Iklan pertama di tayangkan sekitar tahun
pertengahan 2010 dengan type iklan yang berbeda dengan iklan-iklan para
pesaingnya. Iklan ini dibuat dengan menampilkan perjalan anak-anak yang sedang
berimajinasi tentang hidup mereka di masa yang akan datang. Iklan pertamanya
ber Tag Line “Life is an Advanture” yang melambangkan hidup adalah
pertualangan. Iklan yang selanjutnya ber Tag Line “Life Starts Here” yang
melambangkan hidup berawal dari sini. Iklan yang ber Tag Line “Life Starts
Here” ini di tampilkan di televise sekitar akhir 2012 dan masih bertahan sampai
sekarang. Iklan ini menampilkan setiap adegan dengan memberikan imajinasi
seorang anak dengan berbagai karakter yang berbeda dan dengan cita-cita yang
berbeda. Iklan ini seakan-akan mengajak kita untuk menghayal akan apa yang akan
kita capai nanti dengan setting latar yang berbeda-beda di setiap adegan
membuat kita melihat iklan ini dengan terpotong-potong dan tidak saling
berkaitan. Di satu pihak iklan ini mejadi iklan yang inspiratif akan tetapi ada
beberapa adegan yang ditampilkan yang layak untuk dijadikan pertimbangan
perusahan dalam menanyangkan iklan tersebut.
PELANGGARAN IKLAN NUTRILON ROYAL 3 “Hal yang menimbulkan pelanggaran tentang etika periklanan: Adegan seorang anak kecil yang
menginjak-injak meja pengadilan.
Analisis
Adegan seorang anak kecil yang menginjak-injak meja
pengadilan. Adegan ini sangat tidak
mendidik, karena adegan ini menampilkan pemberontakan terhadap hukum dan
lembaga-lembaga terkait. Ini merupakan sebuah hal yang tidak selayaknya
dilakukan oleh sesorang dalam mendidik anak, karena dapat menimbulkan pemikiran
anak bahwa hukum dan lembaga-lembaga terkait adalah hal yang tidak perlu di
hormati. Anak tersebut berdiri diatas meja dan sambil memegang palu dapat
dilihat betapa memberontak anak tersebut dan menggambarkan ketidakpercayaan
terhadap hukum dan lembaga-lembaga terkait.
Dalam adegan ini terlihat tidak adanya unsur
mendidik dalam iklan tersebut, malah terbalik dari sebuah unsur mendidik yaitu
unsur memberi hasutan terhadap anak dibawah umur untuk tidak menghormati
lembaga hukum
Kesimpulan
Dari pembahasan iklan diatas, maka dapat saya disimpulkan
yaitu pembuatan iklan tersebut tidak
berdasarkan etika periklanan, ada adegan yang menjadi pokok pembahasan diatas ;
Adegan seorang anak naik keatas meja pengadilan dan adegan Dalam hal ini yang
bertanggung jawab adalah pembuat iklan, karena semua adegan yang terbahas
diatas merupakan sebagian dari sekenario dari pembuat iklan tersebut. Hal-hal
yang dapat dilakukan untuk memperbaiki iklan tersebut adalah melakukan
sensoring terhadap adegan yang menimbulkan masalah serta melakukan permintaan
maaf terhadap public karena telah menampilkan sebuah iklan yang tidka mendidik.
Dalam hal ini juga para bintang iklan dibebaskan dari tuntutan pelanggaran,
karena semua masih dibawah umur, akan tetapi pembuat film melakukan pelanggaran
atas mengeksploitasi anak dibawah umur.
Referensi
Saturday, October 24, 2015
Perkembangan Utilitarianisme (Tulisan)
Definisi
Istilah
Utilitarianisme
secara etimologi berasal dari bahasa Latin dari kata Utilitas, yang bearti
useful, berguna, berfaedah dan menguntungkan. Jadi paham ini menilai baik atau
tidaknya, susila atau tidak susilanya sesuatu, ditinjau dari segi kegunaan atau
faedah yang didatangkannya (Salam, 1997: 76). Sedangkan secara terminology
utilitarianisme merupakan suatu paham etis yang berpendapat bahwa yang baik
adalah yang berguna, berfaedah, dan menguntungkan. Sebaliknya, yang jahat atau
buruk adalah yang tidak bermanfaat, tak berfaedah, merugikan. Karena itu, baik
buruknya perilaku dan perbuatan ditetapkan dari segi berguna, berfaedah, dan
menguntungkan atau tidak (Mangunhardjo, 2000: 228).
Menurut Jhon Stuart Mill sebagaimana dikutip Jalaluddin Rakhmat Utilitarianisme adalah aliran yang menerima kegunaan atau prinsip kebahagiaan terbesar sebagai landasan moral, berpendapat bahwa tindakan benar sebanding dengan apakah tindakan itu meningkatkan kebahagiaan, dan salah selama tindakan itu menghasilkan lawan kebahagiaan. Sedangkan kebahagiaan adalah kesenangan dan hilangnya derita; yang dimaksud dengan ketakbahagiaan adalah derita dan hilangnya kesenangan (Rakhmat, 2004: 54). Utilitarianisme merupakan pandangan hidup bukan teori tentang wacana moral. Moralitas dengan demikian adalah seni bagi kebahagiaan individu dan sosial. Dan kebahagiaan atau kesejahteraan pemuasan secara harmonis atas hasrat-hasrat individu (Aiken, 2002: 177-178).
Menurut Jhon Stuart Mill sebagaimana dikutip Jalaluddin Rakhmat Utilitarianisme adalah aliran yang menerima kegunaan atau prinsip kebahagiaan terbesar sebagai landasan moral, berpendapat bahwa tindakan benar sebanding dengan apakah tindakan itu meningkatkan kebahagiaan, dan salah selama tindakan itu menghasilkan lawan kebahagiaan. Sedangkan kebahagiaan adalah kesenangan dan hilangnya derita; yang dimaksud dengan ketakbahagiaan adalah derita dan hilangnya kesenangan (Rakhmat, 2004: 54). Utilitarianisme merupakan pandangan hidup bukan teori tentang wacana moral. Moralitas dengan demikian adalah seni bagi kebahagiaan individu dan sosial. Dan kebahagiaan atau kesejahteraan pemuasan secara harmonis atas hasrat-hasrat individu (Aiken, 2002: 177-178).
Perkembangan
Utilitarianisme
Will
Kymlicka membagi utilitarianisme dalam empat varian sesuai dengan sejarah
perkembangannya. Pada tahap pertama, utilitarianisme diartikan sebagai
hedonisme kesejahteraan (walfare hedonism). Ini adalah bentuk utilitarianisme
paling awal yang memandang bahwa pemenuhan kebahagiaan manusia terletak pada
terpenuhinya hasrat kesenangan manusia yang bersifat ragawi. Akan tetapi, model
utilitarianisme ini sangat tidak tepat sasaran, sebab boleh jadi apa yang
terasa nikmat belum tentu baik bagi individu. Oleh karena itu, muncul jenis
utilitarianisme kedua, utilitas bagi keadaan mental yang tidak beriorientasi
hedonis (non-hedonistic mental-state utility). Pada perkembangan ini, aspek
hedonistik dihilangkan dan diganti dengan kesenangan yang menjamin kebahagiaan.
Utilitarianisme dipahami sebagai terpenuhinya semua pengalaman individu yang
bernilai, darimana pun hal itu berasal (Kymlicka, 1990: 12-13).
Utilitarianisme
model kedua juga menyimpan persoalan, karena pengalaman yang bernilai ternyata
tidak satu, dan tidak mungkin semua pengalaman bernilai itu terpenuhi dalam
satu waktu. Individu harus memilih. Utilitarianisme model ketiga adalah
terpenuhinya pilihan-pilihan individu. Utilitarianisme tahap ini disebut
sebagai pemenuhan pilihan (preference satisfaction). Utilitarianisme tahap ini
mengandaikan adanya unsur keterlibatan rasionalitas dalam memenuhi utilitas.
Pada tahap terakhir, utilitarianisme diartikan sebagai terpenuhinya
pilihan-pilihan rasional individu yang berdasar kepada pengetahuan dan
informasi yang utuh mengenai pilihan-pilihan tersebut. Utilitarianisme ini
disebut pilihan yang berbasis informasi (informed preference) (Kymlicka, 1990:
15-16).
Rasionalitas
atau informed preference bukan malah semakin membebaskan manusia dan
menunjukkan jalan terbaik bagi pemenuhan kebutuhan manusia, malah akan menjadi
legitimasi bagi totalitarianisme. Apalagi, utilitarianisme terkenal dengan
semboyan “The greatest happiness of the greatest number” (kebahagiaan yang
sebesar-besarnya bagi sebanyak mungkin orang) (Kymlicka, 1990: 12).
Utilitarianisme (Tugas)
Pendahuluan
Utilitarianisme
merupakan bagian dari etika filsafat mulai berkembang pada abad ke 19 sebagai
kritik atas dominasi hukum alam. Sebagai teori etis secara sistematis teori
utilitarianisme di kembangkan Jeremy Betham dan muridnya, John
Stuart Mill. Menurut mereka Utilitarianisme disebut sebagai teori
kebahagiaan terbesar (the greatest happines theory). Karena utilitiarianisme
dalam konsepsi Bentham berprinsip the greatest happiness of the greatest
number. Kebahagiaan tersebut menjadi landasan moral utama kaum utilitarianisme,
tetapi kemudian konsep tersebut di rekonstruksi Mill menjadi bukan kebahagiaan
pelaku saja, melainkan demi kebahagiaan semua. Dengan prinsip seperti itu,
seolah-olah utilitarianisme menjadi teori etika konsekuensialisme dan
welfarisme.
Teori
Menurut
(Shomali, 2005: 11), Utilitarianisme terkadang disebut
dengan Teori Kebahagiaan Terbesar yang mengajarkan tiap manusia untuk meraih
kebahagiaan (kenikmatan) terbesar untuk orang terbanyak. Karena, kenikmatan
adalah satu-satunya kebaikan intrinsik, dan penderitaan adalah satu-satunya
kejahatan intrinsik. Oleh karena itu, sesuatu yang paling utama bagi manusia
menurut Betham adalah bahwa kita harus bertindak sedemikian rupa sehingga
menghasilkan akibat-akibat baik sebanyak mungkin dan sedapat dapatnya
mengelakan akibat-akibat buruk. Karena kebahagianlah yang baik dan
penderitaanlah yang buruk.
Kebahagiaan tercapai jika ia memiliki kesenangan dan bebas dari kesusahan. Suatu perbuatan dapat dinilai baik atau buruk sejauh dapat meningkatkan atau mengurangi kebahagiaan sebanyak mungkin orang. Prinsip kegunaan harus diterapkan secara kuantitatif, karena kualitas kesenangan selalu sama sedangkan aspek kuantitasnya dapat berbeda-beda.
Kebahagiaan tercapai jika ia memiliki kesenangan dan bebas dari kesusahan. Suatu perbuatan dapat dinilai baik atau buruk sejauh dapat meningkatkan atau mengurangi kebahagiaan sebanyak mungkin orang. Prinsip kegunaan harus diterapkan secara kuantitatif, karena kualitas kesenangan selalu sama sedangkan aspek kuantitasnya dapat berbeda-beda.
Dalam
pandangan utilitarisme klasik, prinsip utilitas adalah the greatest happiness
of the greatest number (kebahagiaan yang sebesar-besarnya bagi sebanyak mungkin
orang). Hal ini dapat dipahami bahwa di mana kebahagiaan disamakannya dengan
kenikmatan dan dengan kebebasan perasaan sakit. Berkat konsep fundamentalnya
tersebut Jeremy Bethamdiakui sebagai pemimpin kaum Radikal
Filosofis yang sangat berpengaruh. Akan tetapi teori yang di usung Betham
tersebut mempunyai banyak kelemahan terutama tentang moralitas, sehingga para
pengkritik mencelanya sebagai pig philosophy; filsafat yang cocok untuk Babi.
Salah paham tersebut kemudian berusaha diluruskan kembali oleh pengikutnya,
Jhon Stuart Mill
Contoh kasus
Suatu
contoh utilitarian dapat kita lihat pada sistem produksi makanan ringan biskuit
Oreo. Seperti yang telah diketahui bahwa produk makanan ini merupakan makanan
ringan yang sangat digemari oleh masyarakat terlebih anak-anak. Produk makanan
ini dapat dikatakan produk yang harganya terjangkau bagi masyarakat.
Analisis
Berdasarkan
obsrvasi, pada awal produksinya berjalan dengan baik dan sesuai uji kesehatan
dan gizi makanan. Namun, belakangan ini terdengar bahwa ada penyelewenangan
terhadap bahan baku digunakan yang sangat merugikan masyarakat. Hal ini terjadi
dengan alasan adanya krisis ekonomi global yang mengakibatkan bahan baku
produksinya lebih mahal dan implikasinya ke profit yang diinginkan manajemen
produk makanan Oreo tersebut menurun. Sehingga mereka ingin mengurangi biaya
produksi dengan menggunakan bahan baku yang tidak semestinya. Yang
mengakibatkan adanya dampak medis dan kerugian material bagi konsumen.
Sesuai
dengan teori utilitarianisme menyatakan bahwa tindakan dan kebijakan
pengambilan keputusan ini perlu dievalusi menjadi tindakan yang “benar”.
Sehingga keinginan untuk mendapatkan keuntungan yang besar harus dilakukan
dengan produksi yang benar sehingga tidak merugikan masyarakat dan dapat
mengembalikan nama baik perusahaan ke konsumen.
Referensi
Sunday, October 11, 2015
Kasus Etika Bisnis Indomie Di Taiwan (Tulisan)
Akhir-akhir ini makin banyak dibicarakan perlunya pengaturan tentang
perilaku bisnis terutama menjelang mekanisme pasar bebas. Dalam mekanisme pasar
bebas diberi kebebasan luas kepada pelaku bisnis untuk melakukan kegiatan dan
mengembangkan diri dalam pembangunan ekonomi. Disini pula pelaku bisnis
dibiarkan bersaing untuk berkembang mengikuti mekanisme pasar. Dalam persaingan
antar perusahaan terutama perusahaan besar dalam memperoleh keuntungan sering
kali terjadi pelanggaran etika berbisnis, bahkan melanggar peraturan yang
berlaku. Apalagi persaingan yang akan dibahas adalah persaingan produk impor
dari Indonesia yang ada di Taiwan. Karena harga yang lebih murah serta kualitas
yang tidak kalah dari produk-produk lainnya.
Kasus Indomie yang mendapat larangan untuk beredar di Taiwan karena
disebut mengandung bahan pengawet yang berbahaya bagi manusia dan ditarik dari
peredaran. Zat yang terkandung dalam Indomie adalah methyl parahydroxybenzoate
dan benzoic acid (asam benzoat). Kedua zat tersebut biasanya hanya boleh
digunakan untuk membuat kosmetik, dan pada Jumat (08/10/2010) pihak Taiwan
telah memutuskan untuk menarik semua jenis produk Indomie dari peredaran. Di
Hongkong, dua supermarket terkenal juga untuk sementara waktu tidak memasarkan
produk dari Indomie.
Kasus Indomie kini mendapat perhatian Anggota DPR dan Komisi IX akan
segera memanggil Kepala BPOM Kustantinah. “Kita akan mengundang BPOM untuk
menjelaskan masalah terkait produk Indomie itu, secepatnya kalau bisa hari
Kamis ini,” kata Ketua Komisi IX DPR, Ribka Tjiptaning, di Gedung DPR, Senayan,
Jakarta, Selasa (12/10/2010). Komisi IX DPR akan meminta keterangan tentang
kasus Indomie ini bisa terjadai, apalagi pihak negara luar yang mengetahui
terlebih dahulu akan adanya zat berbahaya yang terkandung di dalam produk
Indomie.
A Dessy Ratnaningtyas, seorang praktisi kosmetik menjelaskan, dua zat
yang terkandung di dalam Indomie yaitu methyl parahydroxybenzoate dan benzoic
acid (asam benzoat) adalah bahan pengawet yang membuat produk tidak cepat
membusuk dan tahan lama. Zat berbahaya ini umumnya dikenal dengan nama nipagin.
Dalam pemakaian untuk produk kosmetik sendiri pemakaian nipagin ini dibatasi
maksimal 0,15%. Ketua BPOM Kustantinah juga membenarkan tentang adanya zat
berbahaya bagi manusia dalam kasus Indomie ini. Kustantinah menjelaskan bahwa
benar Indomie mengandung nipagin, yang juga berada di dalam kecap dalam kemasam
mie instan tersebut. tetapi kadar kimia yang ada dalam Indomie masih dalam
batas wajar dan aman untuk dikonsumsi, lanjut Kustantinah. Tetapi bila kadar
nipagin melebihi batas ketetapan aman untuk di konsumsi yaitu 250 mg per
kilogram untuk mie instan dan 1.000 mg nipagin per kilogram dalam makanan lain
kecuali daging, ikan dan unggas, akan berbahaya bagi tubuh yang bisa
mengakibatkan muntah-muntah dan sangat berisiko terkena penyakit kanker.
Menurut Kustantinah, Indonesia yang merupakan anggota Codex Alimentarius
Commision, produk Indomie sudah mengacu kepada persyaratan Internasional tentang
regulasi mutu, gizi dan kemanan produk pangan. Sedangkan Taiwan bukan merupakan
anggota Codec. Produk Indomie yang dipasarkan di Taiwan seharusnya untuk
dikonsumsi di Indonesia. Dan karena standar di antara kedua negara berbeda maka
timbulah kasus Indomie ini.
Hari raya Galungan (Tugas)
Pendahuluan
Hari raya Galungan dirayakan oleh umat Hindu setiap 6 bulan Bali (210
hari) yaitu pada hari Budha Kliwon Dungulan (Rabu Kliwon wuku Dungulan) sebagai
hari kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma (kejahatan).
Perayaan hari raya Galungan identik dengan pemasangan
penjor di tepi jalan di depan setiap rumah. Sehingga membuat suasana modern
terlihat alami dan indah. 10 hari setelah perayaan hari raya Galungan akan
diikuti oleh hari raya Kuningan.
Penjor adalah hiasan yang terbuat dari bambu dan dihias
sedemikian rupa sesuai dengan tradisi masyarakat Bali setempat. Penjor yang
terpasang di tepi jalan (setiap rumah) itu sendiri merupakan haturan ke hadapan
Sang hyang Widhi Wasa (Tuhan YME).
Hingga
kini sebenarnya belum ada yang bisa memastikan kapan tepatnya upacara besar ini
pertama kali diadakan di Indonesia. Apabila bertepatan dengan purnama, Galungan
di adakan dengan upacara yang lebih utama dan lebih meriah. Disamping itu ada
keyakinan bahwa hari Purnama itu adalah hari yang diberkahi oleh Sanghyang Ketu
yaitu Dewa Kecemerlangan.
Galungan sempat dihentikan perayaannya
pada masa Raja Sri Ekajaya (tahun Saka 1103) dan Raja Sri Dhanadi. Namun saat
Galungan dihentikan perayaannya banyak terjadi musibah dan malapetaka yang
menimpa Bali, saat itu banyak pejabat pejabat wafat diusia yang relatif masih
muda. Saat Raja Sri Dhanadi mangkat dan digantikan Raja Sri Jayakasunu pada
tahun 1126 Saka, barulah Galungan dirayakan kembali setelah beberapa puluh
tahun tidak dirayakan.
Teori
Arti dari kata Galungan sendiri
berasal dari Jawa Kuno yang berarti bertarung, atau biasa disebut dengan
Dungulan yang berarti menang. Sedangkan perbedaan penyebutan wuku Galungan
(Jawa) dan wuku Dungulan (Bali) adalah sama artinya, yaitu menang.
Menurut Lontar Purana Bali Dwipa, hari raya Galungan
pertama kali dirayakan pada hari purnama kapat (Budha Kliwon Dungulan) di tahun
882 Masehi atau tahun saka 804. Lontar tersebut berbunyi: “Punang aci Galungan
ika ngawit, Bu, Ka, Dungulan sasih kacatur, tanggal 15, isaka 804. Bangun
indria Buwana ikang Bali rajya.” Artinya: “Perayaan (upacara) Hari Raya Galungan
itu pertama-tama adalah pada hari Rabu Kliwon, (Wuku) Dungulan sasih kapat
tanggal 15, tahun 804 Saka. Keadaan Pulau Bali bagaikan Indra Loka.”
Lontar sendiri merupakan
pustaka suci (yang disucikan)/kitab pedoman bagi umat Hindu.
Galungan dan Kuningan dirayakan sebanyak dua kali dalam setahun kalender Masehi. Perhitungan perayaan kedua hari raya tersebut berdasarkan kalender Bali. Galungan setiap hari Rabu pada wuku Dungulan. Sementara Kuningan setiap hari Sabtu pada wuku Kuningan.
Galungan dan Kuningan dirayakan sebanyak dua kali dalam setahun kalender Masehi. Perhitungan perayaan kedua hari raya tersebut berdasarkan kalender Bali. Galungan setiap hari Rabu pada wuku Dungulan. Sementara Kuningan setiap hari Sabtu pada wuku Kuningan.
Makna
hari raya Galungan dan Kuningan
Secara filosofis, Hari Raya Galungan dimaksudkan agar umat Hindu mampu membedakan dorongan hidup antara adharma dan budhi atma (dharma = kebenaran) di dalam diri manusia itu sendiri. Kebahagiaan bisa diraih tatkala memiliki kemampuan untuk menguasai kebenaran.
Secara filosofis, Hari Raya Galungan dimaksudkan agar umat Hindu mampu membedakan dorongan hidup antara adharma dan budhi atma (dharma = kebenaran) di dalam diri manusia itu sendiri. Kebahagiaan bisa diraih tatkala memiliki kemampuan untuk menguasai kebenaran.
Dilihat dari sisi upacara, adalah sebagai momen umat
Hindu untuk mengingatkan baik secara spiritual maupun ritual agar selalu
melawan adharma dan menegakkan dharma. Bisa disimpulkan bahwa inti Galungan
ialah menyatukan kekuatan rohani agar umat Hindu mendapat pendirian serta
pikiran yang terang, yang merupakan wujud dharma dalam diri manusia.
Analisis
Galungan adalah menyatukan kekuatan
rohani agar mendapat pikiran dan pendirian yang terang. Bersatunya rohani dan
pikiran yang terang inilah wujud dharma dalam diri. Sedangkan segala kekacauan
pikiran itu (byaparaning idep) adalah wujud adharma. Dari konsepsi lontar
Sunarigama inilah didapatkan kesimpulan bahwa hakikat Galungan adalah merayakan
me-nangnya dharma melawan adharma.
Referensi
http://www.mediahindu.com/asal-usul/makna-hari-raya-galungan-dan-kuningan-di-bali.html
http://bali.panduanwisata.id/pura-hindu-bali/merayakan-hari-raya-galungan/
Wednesday, April 29, 2015
Mom or Columbia??
Seminggu
berlalu setelah ujian masuk universitas, aku hanya berharap bisa kuliah, tapi
tidak begitu mengharapkan lulus di universitas terbaik di kotaku ini. Tetapi
menunggu pengumuman kelulusan itu membuatku merasa bosan, aku tidak sabar
dengan hasil kerja kerasku selama ini. Tetapi sebenarnya masih ragu dengan
universitas yang aku masuki, karena menurutku terlalu banyak yang mendaftar
dengan jurusan yang sama denganku.
Hari
ini entah kenapa aku kembali mereview semua kejadian dan aktivitas yang pernah
aku lakukan di sekolahku dulu. Aku masih ingat, aku dan temanku pernah menulis
keinginan-keinginan setelah lulus SMA, ya tepatnya di dinding belakang kelas. Saat
itu aku hanya menulis dua kata. Aku juga
masih ingat aku dan temanku juga pernah mendaftar “Student Exchange”, dan orang
tuaku sama sekali tak mengetahuinya, tapi sayang sekali untuk tes kedua aku
tidak lulus. Tiba-tiba lamunanku buyar
dengan kedatangan papa.
“Setiap
hari kamu hanya menuggu email masuk, apa email yang kamu tunggu sangat penting?”
“tidak”
jawabku.
Tiba-tiba
suara pecahan kaca terdengar dari kamar mama, aku segera kesana, sekilas aku
mendengar papa berkata “sudah kukatakan tak akan berhasil walaupun dia tetap
disini”. Aku melihat pecahan cermin di lantai dan tangan mama yang berdarah.
aku menuju keluar rumah dan duduk di teras
rumah sambil menghirup udara segar malam itu. Pikiranku bertambah kacau, karena
kondisi mama yang tidak membaik. Mama mengidap
penyakit psikologis yang sangat sulit untuk di diagnosa. Sejak aku SMP aku
sering menemani mama untuk terapi, tetapi terapi tersebut tidak membawa
keberhasilan, dan mama sempat dirawat di rumah sakit. Aku hanya berfikir kalau
aku kuliah di tempat yang jauh siapa yang akan menjaga mama.
Beberapa
menit kemudian, papa menghampiriku sambil membawa tab milikku.
“apakah
kamu akan memberitahuku, kamu mendaftarkan diri dimana?”
“aku
tidak ingin mama tau” jawabku
Aku sangat
mencemaskan kondisi mama, apalagi mama tak ingin aku meninggalkannya. Kalau dia
mengetahui aku mendaftar di Universitas yang sudah lama aku inginkan, pasti
kondisinya akan memburuk lagi, aku menjadi kebingungan antara harus memilih
menjaga mama dan kuliah di kota ini atau mengambil kesempatan di universitas
yang aku inginkan jika aku lulus.
“dia
akan baik-baik saja”jawab papa meyakinkanku, dan memberikan tab milikku dan
menyuruhku membuka email masuk.
Aku segera
membuka dan membaca email itu, aku tersenyum. “aku lulus” ucapku “di Columbia
University”.
“kamu
lulus di universitas Columbia?!”
“ya,
aku lulus “ jawabku bersemangat
Malam
itu aku segera membereskan barang-barangku dan membeli tiket pesawat secara
online.
Perjalananku
yang jauh dan memakan waktu yang banyak membuatku lelah, tetapi itu semua
hilang ketika aku sampai di tujuan, aku segera mengurus semua hal yang
berhubungan dengan kampus. Di kampus ini di sediakan asrama, aku masih ingat
ketika mendaftar aku memilih untuk tinggal di asrama, karena menurutku akan
lebih baik di asrama sehingga aku bisa fokus terhadap kuliahku. Dan di asrama aku memiliki teman sekamar, aku
berharap bisa menjadi teman baikku nantinya.
Hari
pertama kuliah, pihak kampus mengajak mahasiswa baru untuk berkeliling dan
memperkenalkan area-area di kampus. Pihak kampus memperkenalkan perpustakaan
mereka kepada mahasiswa baru, perpustakaan ini sangat terkenal karena memiliki
koleksi buku yang sangat lengkap.
Ketika
awal perkuliahan, papa mengabariku kalau mama harus di bawa kembali ke rumah
sakit untuk di rawat. Aku sangat kecewa dengan keputusan papa, aku tidak pernah
ingin mama untuk di rawat di sana karena dia akan merasa sangat kesepian. Tapi papa
meyakinkanku kalau dia akan sering mengunjungi mama. Sempat terpikir olehku untuk kembali kerumah
dan membuang keinginanku kuliah di universitas ini, tetapi papa kembali
meyakinkanku dan menenagkanku, dia berjanji akan merawat mama.
1
tahun kemudian
Sudah
setahun berlalu, 2 semester aku lewati, indeks prestasi akademikku meningkat
tiap semesternya. Kerja kerasku untuk kuliah di Universitas ini tidak sia-sia. Aku
sangat senang , akhirnya aku bisa kuliah di universitas yang sangat aku
inginkan , walaupun harus mengorbankan hal-hal penting, yaitu meninggalkan mama
dalam kondisinya yang kurang baik. Dan setahun belakangan ini aku juga
mendengar kondisi mama semakin membaik.hal tersebut tentunya membuatku cukup
tenang.
Friday, April 17, 2015
Jokowi Masuk 100 Tokoh Paling Berpengaruh 2015 Versi "Time"
Presiden Joko Widodo atau Jokowi masuk dalam jajaran 100 tokoh paling berpengaruh di dunia tahun 2015 versi majalah Time.
Situs resmi Time, Kamis (16/4/2015), menyatakan, Presiden Jokowi masuk dalam kategori "Leaders” bersama 31 sosok berpengaruh lainnya, antara lain Presiden AS Barack Obama, mantan Menteri Luar Negeri AS yang kini maju sebagai bakal calon presiden negara itu dari Partai Demokrat Hillary Clinton, Presiden Tiongkok Xi Jinping, Perdana Menteri India Narendra Modi, Kanselir Jerman Angela Merkel, dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Time menampilkan pendapat mantan Presiden Bank Dunia dan mantan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Paul Wolfowitz, terkait kiprah Jokowi. Wolfowitz menjuluki Jokowi sebagai "Indonesia's anti-extremist".
Wolfowitz membeberkan perjalanan karier Jokowi. Dari pemuda sederhana yang kemudian menjadi pengusaha dan politisi, yaitu sebagai Wali Kota Solo yang sukses, gubernur salah satu megacity terbesar di dunia, sampai menjadi presiden. Wolfowitz menulis bahwa Jokowi merupakan "orang biasa" pertama yang mampu mencapai prestasi tersebut. Sejak terpilih, Jokowi telah memancarkan aura youthful dan pendekatan yang dekat dengan rakyat.
Secara khusus, Wolfowitz terkesan dengan keberanian Jokowi melawan kaum ekstremis berbasis agama yang menolak penunjukan seorang perempuan Kristen sebagai lurah di kawasan Jakarta Selatan. Wolfowitz tampaknya merujuk pada penunjukan Susan Jasmine Zulkifli sebagai lurah di Kelurahan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, tahun 2013.
Di bagian akhir tulisannya, Wolfowitz menambahkan, komitmen Jokowi mempertahankan keberagaman budaya dan agama sangat penting. Hal itu tidak hanya untuk Indonesia, tetapi juga bagi dunia yang memerlukan Indonesia sebagai contoh negara Muslim berdemokrasi yang sukses. Namun, Jokowi harus memaksimalkan popularitasnya dan melakukan perubahan di Indonesia serta melawan pihak dan kepentingan yang menolak adanya perubahan.
Majalah Time juga pernah menampilkan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam daftar bergengsi itu pada tahun 2009.
Tuesday, April 7, 2015
Penalaran, Silogisme dan Entimen
Penalaran
Penalaran merupakan suatu corak atau cara seseorang
mengunakan nalarnya dalam menarik kesimpulan sebelum akhirnya orang tersebut
berpendapat dan mengemukakannya kepada orang lain.
Penalaran dapat dibedakan menjadi
:
Penalaran Induktif adalah
proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang
berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus.
Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk
menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum.
Penarikan
kesimpulan :
Proporsi
suatu proses berfikir yang
berusaha menghubungkan fakta yang diketahui menuju ke pada suatu kesimpulan.
Inferensi
(infere) (menarik kesimpulan) proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang
diketahui.
Implikasi
(implicare)
(melibat / merangkum) rangkuman, sesuatu yang dianggap ada karena sudah di
rangkum dalam fakta/ evidensi itu sendiri.
Evidensi
merupakan hasil
pengukuan dan pengamatan fisik yang digunakan untuk memahami suatau fenomena.
Pengujian data
Langkah
pengujian data:
1. Observasi
2. Kesaksian
3. Autoritas
1. Observasi
2. Kesaksian
3. Autoritas
Silogisme dan Entimen
Silogisme
: Bentuk Penalaran dengan cara
menghubung-hubungkan dua pernyataan yang berlainan untuk dapat ditarik
simpulannya. Silogisme termasuk dalam penalaran deduktif.
Unsur
silogisme:
- Premis Umum (Premis Mayor) à menyatakan bahwa semua anggota golongan tertentu
(A) memiliki sifat atau hal yang tersebut pada (B)
- Premis Khusus (Premis Minor) à menyatakan bahwa sesuatu atau seseorang (C) adalah
anggota golongan tertentu (A)
- Simpulan: menyatakan bahwa sesuatu atau seseoarng
itu (C) memiliki sifat atau hal yang tersebut pada B
Jenis
silogisme
1. Silogisme Kategorial adalah salah satu premis
merupakan anggota premis yang lain.
Rumus:
PU: Semua A=B
PK: Semua C=A
S : Semua C=B
Contoh
:
PU : Setiap
mahasiswa rajin
PK : Nora
adalah mahasiswa
S : Nora
rajin
Silogisme negatif yaitu ada kata bukan atau tidak
Contoh:
PU: Mahasiswa Gunadarma melakukan
penelitian ilmiah
PK: Yeni bukan
mahasiswa Gunadarma
S : Yeni
tidak melakukan penelitian
ilmiah
2. Silogisme hipotesis adalah silogisme yang memiliki
premis mayor berupa proposisi hipotetis (jika), sementara premis minor dan
kesimpulannya berupa proposisi kategoris.
Contoh:
PU: Jika hari ini tidak kuliah, saya pergi ke pantai
PK: Hari ini kuliah
S : Saya tidak pergi
ke pantai
3. Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri
atas premis mayor berupa proposisi alternatif
Contoh :
PU: Jihan berada di masjid atau di sekolah
PU: Jihan berada di masjid atau di sekolah
PK: Jihan berada di sekolah
K : Jihan
tidak berada di masjid
Entimen
Suatu silogisme yang tidak mempunyai premis mayor
karena premis mayor itu sudah diketahui secara umum, yang dikemukakan hanya
premis minor dan simpulan.
Rumus:
C=B karena C=A
Contoh:
PU: Semua binatang buas
karnivora (Semua A=B)
PK: Harimau binatang buas (C=A)
K : Harimau
karnivora (C=B)
Bentuk Entimennya:
Harimau karnivora karena ia adalah binatang buas
Subscribe to:
Posts (Atom)