Upaya memperkenalkan produk suatu perusahaan
kepada masyarakat sudah tentu dilakukan melalui pemasaran. Tujuan pemasaran
suatu perusahaan, yaitu memenuhi dan melayani kebutuhan serta keinginan
konsumen sasaran. Tetapi untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen
tidaklah mudah. Para pelanggan mungkin saja menyatakan kebutuhan dan keinginan
mereka sedemikian rupa tetapi justru bertindak yang sebaliknya. Mereka mungkin
tidak memahami motivasi mereka yang lebih mendalam. Sehingga para pemasar harus
mempelajari keinginan, persepsi, dan perilaku belanja pelanggan sasaran mereka.
Pada masa yang lalu, para pemasar
dapat memahami para konsumen melalui pengalaman penjualan sehari-hari mereka,
tetapi pertumbuha perusahaan dan pasar telah menjauhkan banyak manajer
pemasaran dari kontak langsung dengan para pelanggan. Faktor-faktor yang
mempengaruhin perilaku pembeli antara lain faktor budaya, sosial, pribadi, dan
psikologis.
Faktor-faktor sosial yang dapat
mempengaruhi perilaku seseorang konsumen, seperti kelpmpok, keluarga, peran, dan
status. Banyak kelompok yang mempengaruhi seseorang. Sehingga para pemasar pun
perlu mempelajari dinamika kelpmpok yang terjadi pada konsumen untuk memasarkan
produknya secara maksimal.
A.
Pengertian
Kelompok
Agar memberi pengertian yang jelas
tentang kelompok, berikut ini diawali dengan proses pertumbuhan kelompok itu
sendiri.
Individu sebagai makhluk hidup
mempunyai kebutuhan yang menurut A. Maslow
dikenal sebagai:
- Kebutuhan fisik
- Kebutuhan rasa
aman
- Kebutuhan kasih
sayang
- Kebutuhan
prestasi dan prestise, serta
- Kebutuhan untuk
melaksanakan sendiri.
Di lain pihak, individu memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan
tersebut di atas, namun potensi yang ada pada individu yang bersangkutan
terbatas sehingga individu harus meminta bantuan kepada individu lain yang
sama-sama hidup satu kelompok.
Dalam keadaan seperti itu, individu berusaha mengatasi kesulitan
yang ada pada dirinya melalui prinsip escapism, artinya salah satu bentuk
pelarian diri dengan mengorbankan pribadinya dan mempercayakan pada orang lain
yang menurut pendapatnya memiliki sesuatu yang tidak ada pada dirinya. Bentuk
penyerahan diri seperti ini mengakibatkan timbulnya perasaan perlunya kemesraan
di dalam kehidupan bersama. artinya, individu tidak dapat hidup tanpa kerja
sama dengan individu lain.
Bentuk kelompok seperti keluarga, regu kerja, atau regu belajar
merupakan contoh konkret dan kelompok-kelompok tersebut saat ini mendapat
tempat yang baik di dalam masyarakat yang semakin kompleks.
Dengan keadaan seperti di atas, beberapa ahli mencoba memberi
pengertian apa yang disebut kelompok.
- W.H,Y Sprott
memberikan pengertian kelompok sebagai beberapa orang yang bergaul satu dengan
yang lain.
H. Smith menguraikan: “kelompok adalah suatu unit yang terdapat
beberapa individu, yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan
cara dan atas dasar kesatuan persepsi.”
B.
Pengertian
Dinamika Kelompok
Dinamika berarti tingkah laku warga yang satu secara langsung
mempengaruhi warga yang lain secara timbal balik. Jadi, dinamika berarti adanya
interaksi dan interdepedensi antara anggota kelompok yang satu dengan anggota
kelompok yang lain secara timbal balik dan anggota kelompak dengan kelompok
secara keseluruhan
Keadaan ini dapat terjadi karena selama ada kelompok, semangat
kelompok (group spirit) terus-menerus berada dalam kelompok itu. Oleh karena
itu, kelompok bersifat dinamis, artinya setiap saat kelompok yang bersangkutan
dapat berubah.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dinamika kelompok
berarti suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang mempunyai
hubungan psikologis secara jelas antara anggota yang satu dengan yang
lain.dengan kata lain, antaranggota kelompok mempunyai hubungan psikologis yang
berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama-sama
C.
Klasifikasi
Kelompok
Kelompok dapat diklasifikasikan menjadi empat dikotomi
Kelompok Primer versus Kelompok Sekunder
Kelompok primer adalah kelompok sosial dimana hubungan antar
anggotanya bersifat pribadi dan berlangsung lama. Anggota-anggota kelompok itu
terikat oleh kesetiaan yang kuat, dan biasanya mereka melakukan kegiatan
bersama, menghabiskan waktu bersama dan merasa bahwa mereka saling mengenal
satu sama lain dengan baik.
Kelompok sekunder merupakan kelompok social yang besar dan tidak
bersifat pribadi, berdasarkan atas kesukaan dan kegiatan yang sama. Hubungan
kerap kali berlangsung singkat.
Kelompok Formal versus Kelompok Informal
Kelompok formal terdiri dari anggota-anggota kelompok yang
berinteraksi menurut struktur yang baku. Kelompok informal terbentuk karena anggota-anggotanya
mempunyai tujuan, pengalaman, kesukaan dan kegiatan yang sama. Dalam kelompok
informal tidakada struktur maupun pembagian wewenang dan kekuasaan yang baku.
Kelompok Besar versus Kelompok Kecil
Kelompok social yang besar dengan sendirinya akan memberlakukan
aturan yang harus diikuti untuk menjaga kestabilan kelompok itu. Dalam kelompok
besar interaksi antar anggotanya tidak seerat kelomok kecil, diman boleh
dikatakan bahwa anggota kelompok kecil mengenal anggota yang lain, lebih baik
daripada para anggotakelompok yang lebih besar.
Kelompok yang Mensyaratkan Keanggotaan versus Kelompok Simbolik
Seseorang harus memenuhi
syarat-syarat tertentu untuk menjadi anggota dalam kelompok yang pertama.
Keanggotaan dalam kelompok ini mengakibatkan seseorang menyerap nilai-nilai
kelompok, mengembangkan sikap-sikap tertentu dan juga berperilaku sesuai dengan
nilai-nilai dan sikap itu. Kelompok simbolis tidak mensyaratkan seseorag untuk
menjadi anggota, walaupun orang itu bisa saja menyerap nilai-nilai, dan sikap-sikap
tertentu, bahkan berperilaku sesuai dengan kelompok simbolis tersebut. Kelompok
simbolis bersifat tidak nyata.
D.
Persoalan
dalam Dinamika Kelompok
Ruth
Benediet menjelaskan bahwa persoalan yang ada dalam dinamika kelompok dapat
diuraikan sebagai berikut:
- Kohesi/persatuan : Dalam persoalan kohesi akan dilihat tingkah laku anggota dalam kelompok, seperti proses pengelompokan, intensitas anggota, arah pilihan, nilai kelompok dan sebagainya.
- Motif/dorongan :Persoalan motif ini berkisar pada interes anggota terhadap kehidupan kelompok, seperti kesatuan berkelompok, tujuan bersama, orientasi diri terhadap kelompok, dan sebagainya.
- Struktur : Persoalan ini terlihat pada bentuk pengelompokan, bentuk hubungan, perbedaan kedudukan antaranggota, pembagian tugas, dan sebagainya.
- Pimpinan : Persoalan pimpinan tidak kalah pentingnyapada kehidupan berkelompok, hal ini terlihat pada bentuk-bentuk kepemimpinan, tugas pimpinan, sistem kepemimpinan dan sebagainya.
- Perkembangan kelompok : Persoalan perkembangan kelompok dapat pula menentukan kehidupan kelompok selanjutnya, dan ini terlihat pada perubahan dalam kelompok, senangnya anggota tetap berada dalam kelompok, perpecahan kelompok, dam sebagainya.
E.
Pendekatan-Pendekatan Dinamika Kelompok
Ada
beberapa pandangan para ahli tentang pendekatan dinamika kelompok, antara lain:
- Pendekatan oleh Bales dan Homans
Pendekatan ini mendasar pada kosep adanya aksi, interaksi dan
situasi yang ada dalam suatu kelompok.
Selanjutnya Homans menambahkan, dengan adanya interaksi dalam
kelompok maka kelompok yang bersangkutan merupakan sistem interdepedensi,
dengan adanya sifat:
- Adanya stratifikasi kedudukan warga
- Adanya diferensiasi dalam hubungan dan pengaruh antara anggota kelompok yang satu dengan yang lain.
- Adanya perkembangan pada sistem intern kelompok yang diakibatkan adanya pengaruh faktor-faktor dari luar kelompok.
2.
Pendekatan oleh Stogdiil
Pendekatan ini lebih menekankan pada sifat-sifat kepemimpinan
dalam bentuk organisasi formal.
Selanjutnya Stofdill menambahkan bahwa yang dimaksud kepemimpinan
adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang terorganisir
sebagai usaha untuk mencapai tujuan kelompok. Sedangkan yang dimaksud kelompok
yang terorganisir ialah suatu kelompok yang tiap-tiap anggotanya mendapat
tanggungan dalam hubungannnya dengan pembagian tugas untuk mencapai kerja sama
dengan kelompok.
3.
Pendekatan dari ahli psycho analysis oleh
Sigmund Freud dan Scheidlinger
Scheidlinger berpendapat bahwa aspek-aspek motif dan emosional
sangat memegang peranan penting dalam kehidupan kelompok. Beliau mengungkapkan
betapa kelompok akan dapat berentuk apabila didasarkan pada kesamaan motif
antaranggota kelompok. Demikian pula emosional yang sama akan menjadi tenaga
pemersatu dalam kelompok sehingga kelompok tersebut semakin kukuh. Sementara itu, Sigmund Freud berpendapat bahwa
di dalam setiap kelompok perlu adanya cohesiveness/kesatuan kelompok, agar
kelompok tersebut dapat bertahan lama dan berkembang.
Beliau mengungkapkan pula kesatuan kelompok hanya dapat diwujudkan
apabila tiap-tiap anggota kelompok
melaksanakan identifikasi bersama antara anggota satu dengan anggota
yang lain.
4. Pendekatan dari Yennings dan Moreno
Pendekatan ini sebenarnya menggunakan konsepsi dari metode
sosiometri, yang sangat cocok diterapkan dalam kelompok.
Yennings mengemukakan konsepsinya tentang pilihan bebas, spontan
dan efektif dari anggota kelompok yang satu dengan anggota kelompok yang lain
dalam rangka pembentukan ikatan kelompok.
Moreno dengan sosiometrinya berhasil membedakan psikhe group dan
socio group.
- psikhe group artinya suatu kelompok yang terbentuk atas dasar suka/tidak suka, simpai, atau antipati antaranggota.
- Socio group artinya suatu kelompok yang terbentuk atas dasar tekanan dari luar.
Dalam hubungannya dengan psikhe group dan socio group, Yennings menambahkan
bahwa pelaksanaan tugas akan lebih lancar apabila pembentukan socio group
disesuaikan dengan psikhe group, dengan memperhatikan faktor-faktor efisiensi
kerja dan kepemimpinan dalam kelompok.
F.
Kelompok yang Dekat dengan Pemasaran
Kelompok-kelompok
yang dekat dalam kehidupan seseorang sebagai konsumen, antara lain :
Keluarga
dan Sanak Keluarga
Keluarga
dan sanak keluarga, terutama dalam budaya yang cenderung kolektif (bukan
individualis) sangat menentukan perilaku, pilihan produk dan aktivitas
pembelian. Dari keluarganyalah konsumen belajar dan bersosialisasa untuk
menjadi konsumen kelak di kemudian hari.
Teman
Dalam
berteman orang memiliki suatu bentuk komitmen yang sama-sama dimengerti oleh
orang-orang dalam kelompok teman tersebut. Komitmen itu bisa juga terjadi atas
dasar kesamaan dalam beberapa hal, seperti minat, tujuan, kebutuhan dan lain sebagainya.
Karena komitmen itulah maka orang selalu berusaha untuk berlangganan di kafe
tertentu, misalnya. Demikian pula dengan pilihan produk-produk yang lain.
Kelompok
Sosial Formal
Kelompok
ini terjadi karena terciptanya struktur di dunia kerja atau organisasi lain.
Mereka yang tergabung dalam rotary club memahami perilaku yang bisa diterima
dalam kelompok ini, sehingga perilaku belinya pun sedikit banyak terpengaruh
oleh norma kelompok.
Kelompok
Belanja
Dua orang
atau lebih yang berbelanja bersama-sama –apakah untuk makan, membeli pakaian,
atau hanya untuk melewatka waktu- dapat disebut kelompok belanja. Bila mereka
masuk ke toko, mereka memilih secara detail, mencoba dengan cermat produk yang
mereka sukai, walaupun semua itu dilakukan hanya untuk sepotong kaos. Tapi bila
mereka yang datang ke toko itu sendirian, maka akan langsung menuju ke tempat
produk yangdiinginkan, memilih, mencoba dan membeli, tanpa berkeliling, cuci
mata, dan mencoba yang ini yang itu. Jadi, kelompok belanja berpengaruh pada perilaku
beli konsumen.
Kelompok
Kegiatan Konsumen
Kelompok
kegiatan konsumen seringkali merupakan kekuatan kritis untuk perusahaan dan
lembaga pemerinthan terkait. Mereka menyuarakan keluhan konsumen atau akibat
buruk yang menimpa konsumen setelah mengkonsumsi produk. Jadi, kelompok
kegiatan konsumen mempengaruhi konsumen untuk mengkonsumsi atau menolak produk.
Kelompok
Kerja
Sejumlah
waktu orang habiskan di tempat kerja –lebih dari tiga puluh lima jam per
minggu- Ini memberikan kesempatan yang luas bagi kelompok kerja untuk melayani
sebagai pengaruh besar terhadap perilaku konsumsi anggota. Kelompok kerja
menentukan juga pilihan produk. Itulah sebabnya mengapa Nescafe membuat setting
iklannya ditempat kerja, dimana orang yang tidak mengkonsumsi Nescafe menjadi
korban cemooh dari para rekan sekerjanya.
G.
Kelompok Acuan
Kelompok
rujukan/acuan (reference group) adalah kelompok yang digunakan sebagai alat
ukur (standar) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap. Grup
referensi melibatkan satu atau lebih orang yang dijadikan sebagai dasar
pembanding atau titik referensi dalam membentuk tanggapan afeksi dan kognisi
serta meyatakan perilaku seseorang. Grup referensi ukurannya beragam (dari satu
hingga ratusan orang), dapat memiliki bentuk nyata (orang sebenarnya), atau tak
nyata dan simbolik ( eksekutif yang berhasil atau bintang olahraga). Grup
referensi seseorang dapat berasal dari kelas sosial, subbudaya, atau bahkan
budaya yang sama atau berbeda
Jenis grup referensi itu tediri
dari:
- Contactual Group adalah kelompok yang mensyaratkan keanggotaan dan merupakan kelompok di mana konsumen terus beraktivitas bersama dengan para anggota kelompok yang lain.
- Disclaimant group adalah kelompok yang menolak satu ide maupun produk , seperti misalnya yayasan kanker yang menolakkonsumsi rokok dan mempengaruhi anggota masyarakat umumuntuk tidak mengkonsumsi rokok.p suatu produk.
- Aspirational group adalah kelompok tanpa keanggotaanyang mempengaruhi konsumen untuk bersifat positif terhadap satu produk. Misalnya, model iklan yang mempengaruhi konsumen untuk membeli.
- Avoidance group adalah kelompok tanpa keanggotaan yang dengan sengaja menghindar dari produk. Misalnya, vetsin diberitakan merusak kesehatan dan menyebabkan kanker, oleh karena itu para ibu rumah tangga menghindari pemakaian vetsin.
H.
Faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Pengaruh Kelompok Acuan
Besar
kecilnya pengaruh yang diberikan oleh kelompok acuan terhadap perilaku individu
biasanya tergantung dari sifat-sifat dasar individu, produk yang ditawarkan,
juga pada faktor-faktor sosial yang spesifik.
- Informasi tentang produk dan pengalaman menggunakan produk tersebut
Seseorang yang telah pengalaman langsung dengan produk atau jasa,
memperoleh informasi lengkap tentang hal itu, mungkin dipengaruhi oleh saran
atau contoh orang lain. Dalam iklan hampir selalu ditampilkan bahwa si sumber
komunikasi, yang adalah kelompok acuan, memang sudah pernah menggunakan/mengkonsumsi
produk atau jasa yang ditawarkan dan mereka puas.
- Kredibilitas, daya tarik, dan kekuatan kelompok acuan.
Sebuah kelompok acuan yang
dianggap kredibel, menarik, atau kuat dapat menginduksi sikap konsumen dan
perubahan perilaku. Sebagai contoh, ketika konsumen memperhatikan dengan
memperoleh informasi yang akurat tentang kinerja atau kualitas suatu produk
atau jasa, mereka akan dipengaruhi oleh orang-orang yang mereka anggap sebagai
orang yang terpercaya dan berpengetahuan.
- Sifat produk yang menonjol secara visual atau verbal.
Produk yang menonjol secara visual maupun verbal adalah
produk-produk yang dikonsumsi di depan umum dan juga produk yang ekslusif
seperti barang-barang mewah.
- Dampak kelompok acuan terhadap produk dan pilihan merek, terutama yang meyangkut reward power dan social power
Di beberapa kasus, untuk beberapa
produk, kelompok acuan mungkin kelompok acuan dapat mempengaruhi kategori
produk baik seseorang dan pilihan merek (atau tipe). Seperti produk yang
disebut produk plus, merek barang plus. Di kasus yang lain, kelompok acuan
mempengaruhi hanya produk kategori keputusan.
- Besar kecilnya risiko yang dipersepsi konsumen bila dia menggunakan produk tersebut. Semakin besar resiko yang dipersepsi, semakin besar pengaruhkelompok acuan yang sengaja dicari. Orang yang ingin membeli mobil akan bertanya dan terus mencari informasi karena dia mempersepsi risiko yang tinggi (harga mahal dan dia bukan ahli mesin).
I.
Penerapan Konsep Kelompok Acuan Pada Promosi
Ada tiga jenis daya tarik utama kelompok
acuan yang biasa digunakan dalam kiat-kiat pemasaran :
- Selebritis : pada umumnya orang terpesona melihat orang kaya, sukses terkenal, dan mereka bisa terkenal karena cantik/ganteng dan mempunyai keahlian tertentu. Mereka mempengaruhi pengagumnya dalam hal cara berpikir, apa yang dibeli, digunakan, ditonton, dimaka, diminum, didengarkan, dan dalam kegiatan dimana mereka terlibat.
- Ahli atau pemimpin pendapat : mereka adalah orang-orang yang pendapatnya mengenai suatu produk tertentu dituruti oelh orang-orang yang kurang tahu tentang produk tersebut.
- Orang biasa : konsumen yang berpengalaman menggunakan produk, seperti disebutkan sebelumnya, akan dituruti pendapatnya oleh calon konsumen. Konsumen juga lebih mudah untuk mengidentifikasikan dirinya terhadap orang biasa yang digunakan di iklan. Rinso menggunakn kiat ini dalam mempromosikan produknya.
No comments:
Post a Comment